Pohon tetangga yang mengotori halaman rumah orang lain bisa menjadi masalah dan menimbulkan persoalan hukum.Â
Kalau saya sih memilih membersihkan kalau sempat. Siapa tahu suatu salah Allah menggerakkan hati untuk tepo sliro.Â
Pusat perekonomian biasanya terdapat di kota. Dari pasar sampai swalayan, kantor pemerintahan, dan kantor yang mengurusi berbagai macam kebutuhan dan pelayanan publik biasanya ada di kota.
Tapi di era sekarang, perbedaan desa dan kota tidak ada di saat pelayanan publik semakin merata, Â ketrampilan dan pengetahuan manusia semakin berkembang, semua bisa diusahakan.
Apalagi dengan pelayanan online, tak peduli di tengah kota atau pelosok desa, selama ada sinyal dan akses internet, pelayanan bisa terpenuhi.
Apakah hidup di desa lebih nyaman karena alamnya masih asli?
Sepertinya tidak juga. Kini, di desa-desa, sawah telah disulap jadi perumahan, pertokoan dan tempat usaha.
Di pegunungan sudah dipadati rumah, vila, hotel dan penginapan yang menjamur dan saling bersaing.
Sehingga saat efek El Nino melanda, cadangan air tanah di desa ikut mengering.
Pohon-pohon besar yang biasanya menyimpan cadangan air dan menjadi sumber mata air telah tersingkir.
Tak heran, saat efek El Nino menunjukkan taringnya, kehidupan di desa juga terdampak nyata.
Intinya, hidup di desa ataupun di kota kita tetap dituntut bijaksana.
Sebaliknya di kotapun kita bisa mendapatkan suasana ala desa dengan membuat taman kota, hutan kota, bahkan restoran bernuansa alam juga bisa dibangun di tengah kota. Tak perlu pergi ke desa.