Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bapak Penjual Buku Loak, Bagaimana Nasibmu?

9 September 2023   14:06 Diperbarui: 9 September 2023   16:56 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? (Dokpri) 

Baru saja kita berlalu, dari penjual lontong balap dan lontong kupang yang sangat kezat, menurutmu. 

Di trotoar, bapak penjual buku loak membuka lapak. 

Saat ini,banyak toko buku tutup. 

Bahkan Toko buku gunung Agung tutup, padahal sudah puluhan tahun berpengalaman. 

Apalagi bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? 

Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? (Dokpri) 
Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? (Dokpri) 

Kamu segera menghentikan motormu, dan mendekati penjual buku loak itu. 

"Lihat bukunya ya, Pak! " Desismu antusias. 

Seantusias bapak penjual buku loak yang tiba-tiba matanya berbinar. 

"Monggo! " Jawabnya renyah. Tak mampu menyembunyikan asa yang tiba-tiba menyala. 

Buku lusuh, tapi masih terawat dalam sampul plastik. 

Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? (Dokpri) 
Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? (Dokpri) 

Buku resep sedap, Batu Mulia, buku agama, terlihat menarik. 

Obstetri, kedokteran, matematika, ekonomi. 

Ahai, itu buku-buku bagus. Meski kumal tetap bermanfaat. 

Ilmu-ilmu yang tidak bakalan berkarat. 

Satu, dua, terpilih buku tebal. Tempat tersimpan ilmu yang kekal. 

Saya ambil dua dulu, Pak. Semoga lain kali bisa memilih lebih banyak. 

Sang bapak terhenyak. Gemetar menerima uang dari buku yang pertama terjual. 

Di saat semua serba digital, menjual buku loak terasa janggal. 

Tapi semua harus dicoba, berjudi dengan masa yang menua. 

Tak kan lari gunung dikejar. Kalau rejeki tak ke mana. 

Bapak Penjual Buku Loak, bagaimana nasibmu? 

Allah Maha Kaya, 

Allah Maha pemurah. 

Senyumnya pasrah. 

Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? ( dokpri) 
Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? ( dokpri) 

Bapak penjual buku loak, bagaimana nasibmu? Kami tinggal kan dirimu. Semoga laris daganganmu. 

"Saat hujan, pasar sepi, bukuku tak laku. 

"Bahkan untuk buku-buku loak yang seharusnya tak peduli daya beli turun. 

"Perutkupun tak terisi dalam dingin yang beku. Tak ada uang untuk membeli makan".

Bisikmu berkaca-kaca, mengingat masa lalu yang pilu. Karena Bapak penjual buku loak itu seperti cerminan dirimu saat kecil dulu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun