Abaikan di rumah banyak lauk. Justru menu minimalis terkadang membangkitkan nafsu makan. Padahal sih dasar gembul. Eh...Â
Males mau jaim-jaiman. Lha wong memang enak, abaikan urusan gizi. Hihihi..Â
"Sudah? " Tanyaku pada Ayah.Â
"Sudah! "
"Oke! Kubayar dulu ya, terus pulang. Sudah hampir gelap. "
Lumayan. Bisa menikmati jajan di pinggir lapangan. Murah meriah. Habisnya nggak sampai 20 ribu.Â
Senja merona di ufuk barat. Saatnya pulang agar shalat maghrib berjama'ah  tidak terlambat. Ayah sih, yang berjamaah ke masjid. Aku di rumah saja.Â
Malam mulai menyapa. Meninggalkan senja, yang setia merengkuh masa.Â
Berpisah dari malam yang mungkin lebih menjanjikan.Â
Mewujudkan harapan pelaku UMKM yang menjemput rejeki dalam riuhnya malam di lapangan Mberan.Â