"Dampak El nino kemungkinan menyebabkan kekurangan produksi sawah yang terimbas dari El Nino sekitar 300 ribu ton sampai 1,2 juta ton,"
( Syahrul Yasin Limpo, Mentan)Â
Demikian yang disampaikan menteri pertanian di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (2/8)
Seperti kita rasakan, berapa wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, diikuti terjadinya El Nino pada pertengahan 2023.
 El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal.
Fenomena ini terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur(kompas.com)
El Nino mempengaruhi pola iklim global, termasuk di Indonesia.
Dikutip dari www.smam3sda.sch.id:
 Secara umum, El Nino mengacu pada peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur.
 Dampak El Nino bisa membawa anomali curah hujan, suhu udara, dan pola cuaca di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini menyebabkan :
-kekeringan
-penurunan curah hujan
-perubahan pola cuaca
-berkembangnya penyakit layu
-perubahan pola hama, sehingga pengendalian menjadi tidak efektif
- menurunnya kualitas dan kuantitas hasil pertanian
- mempengaruhi harga produk pertanian.Â
Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP ,2023) menyatakan bahwa :
 "Dengan meningkatnya 1 derajad celcius anomali suhu permukaan laut di wilayah samudera Pasifik, El Nino berpotensi menyebabkan penurunan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia berkisar 0-50 mm."Â
Mungkin kiat para petani di Madiun, khususnya di kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun bisa ditiru.
Meski kemarau melanda, dan air hujan belum juga turun menyirami sawah, tapi sawah-sawah di daerah saya ini terlihat menghijau.Â
Apakah ini merupakan efisiensi dari saluran irigasi?Â
Ternyata, tidak!Â
Jika kita jeli mengamati, di setiap petak sawah, atau dalam hamparan sawah yang luas akan terlihat rumah-rumah kecil sebesar toilet atau kamar kecil.Â
Itu bukan gubuk petani, tapi rumah-rumah kecil itu dipergunakan untuk menyimpan mesin diesel yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah.Â
Ya, hampir setiap petani di Kecamatan Kebonsari mempunyai mesin diesel yang dimanfaatkan untuk mengairi sawahnya.Â
Tak heran, di musim kemarau, bahkan saat terjadi El Nino, petani di sini tetap survive dengan tanaman padi, jagung atau palawija yang tetap ijo royo-royo.Â
Panen pun bisa dilaksanakan seperti biasa, dan beberapa memanfaatkan mesin dos untuk memanen hasil pertaniannya.Â
Untuk sawah yang tidak mendapatkan pengairan dan tidak sedia mesin diesel, tanahnya kering dan terpaksa panen lebih awal.Â
Melihat dampak yang ditimbulkan, untuk menghadapi fenomena El Nino, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
1. Pengelolaan air
El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang parah.Â
Oleh karena itu, perlu melakukan beberapa langkah mengelola air dengan bijak, yaitu :Â
-Mempersiapkan cadangan air yang cukup.
-Menjaga efisiensi penggunaan air
- Memanfaatkan teknologi penghematan air
 -Pengaturan irigasi yang efisien di bidang pertanian.Â
2. Bidang Pertanian
Seperti telah dikemukakan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,El Nino dapat berdampak buruk pada pertanian.
Untuk itu, penting untuk mengadopsi praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti :
-irigasi yang efisien
pengelolaan tanah yang baik
- diversifikasi usaha tani sehingga bisa mengatasi kerentanan terhadap kekeringan.
3. Pengendalian kebakaran
El Nino juga berisiko menimbulkan kebakaran hutan.Â
Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah :
-Mempersiapkan alat pemadaman api yang efektif
-Membangun zona perlindungan terhadap kebakaran
-Memperkuat sistem peringatan dini dan respons cepatÂ
-Sejak awal harus sudah mengantisipasi risiko kebakaran yang lebih tinggi.
4. Bidang Kesehatan
El Nino dapat mempengaruhi kesehatan karena adanya peningkatan suhu dan penyebaran penyakit.Â
Untuk itu diperlukan langkah-langkah :
 -Memantau suhu
-Menjaga kebersihan dan sanitasi
Meningkatkan kesadaran akan penyakit yang terkait dengan fenomena ini, seperti demam berdarah, ISPA, dll.
5. Penanganan bencana
Dalam menghadapi El Nino, sumber daya dan sistem penanganan bencana harus diperkuat, meliputi :
-Persiapan yang baik dan terencana
-Merencanakan evakuasi yang efektif dan efisien.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko El Nino.Â
- Mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi sedini mungkin.
Untuk menghadapi El Nino membutuhkan koordinasi, partisipasi dan keterlibatan berbagai pihak, antara lain:
-pemerintah
-masyarakat
 -sektor swasta.Â
Kerjasama yang baik dalam menghadapi fenomena ini akan membantu meminimalkan dampak buruknya.
Tapi untuk bidang pertanian mungkin kekhawatiran bisa diminimalisir, seperti langkah antisipasi yang telah dilakukan menteri pertanian.Â
Menteri pertanian mengklaim telah bersiap mengatasi fenomena alam El Nino.Â
"Kita akan mempersiapkan kurang lebih 500 ribu hektare untuk antisipasi El Nino," jelasnya.
Syahrul juga merinci Indonesia masih aman dan bisa bertahan sampai 6 bulan ke depan, sebab saat ini masih over stock beras di atas 2,7 juta ton yang cukup sampai September 2023.Â
Hal ini karena panen setiap bulannya mencapai di atas 800 ribu hektare.
Penulis : Isti Yogiswandani.Â
Sarjana pertanian alumnus UNS Surakarta yang gagal jadi penyuluh pertanian karena tidak lolos seleksi.
Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H