Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Soto Borang Ponorogo, Kuliner Legendaris di Hari Minggu

23 Juli 2023   17:35 Diperbarui: 23 Juli 2023   18:40 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sundukan daging ayam yang besar dan tebal (dokpri) 

Sebenarnya saya nggak enak juga sering-sering mengulas kuliner. Takut ada yang merasa terganggu. 

 Harusnya ikut komunitas kuliner saja. Jadi kalau setiap waktu mengulas kuliner dimaklumi, hihihi.. 

Tapi bagaimana lagi, kuliner adalah kebutuhan vital. Orang tak bisa hidup tanpa makan, kan? 

Ikut komunitas kuliner lebih baik. Tapi tanpa ikut komunitas juga tetap bisa berwisata dan mengulas kuliner. 

Siap yang sudah ikut komunitas kuliner? 

Tentunya menyenangkan bisa berwisata kuliner bersama teman satu komunitas. 

Tapi terkadang nggak enak juga kalau ikut komunitas tapi jarang aktif. Hehehe.. 

Saat ini sebenarnya kami sudah dalam tahap kenyang. 

Sehabis bersilaturahmi pada teman ayah yang baru pulang haji di Ponorogo, FYI padahal di sini sudah disuguh rawon yang enak dan lezat, ayah mengajak dolan. 

Mampir ke masjid dulu di Desa Manuk. Nama desanya lucu ya, hehehe.. 

Sehabis dari masjid kami mencari dawet jabung, terus pulang. 

Di perjalanan Ayah menghentikan motornya. 

Hari minggu pengunjung penuh, Pak parkir sampai kewalahan (dokpri) 
Hari minggu pengunjung penuh, Pak parkir sampai kewalahan (dokpri) 

"Dek, mau soto borang? "

"Soto borang itu apa? "

"Ya pokoknya soto. Soto ayam! "

"Uniknya apa? " Tanyaku lagi. 

Aku sih suka soto, tapi dalam kondisi sudah kenyang, tentunya tidak ada makanan yang menarik. 

Sebaliknya kalau lapar, makanan apa saja terasa enak. 

"Aku yang traktir! " Kata ayah. 

Nah, ini. Sotonya jadi terasa istimewa. Jarang banget kan ayah mau nraktir. Hahaha.. 

Akhirnya ngikut saja waktu ayah membelokkan motornya ke depot soto borang. 

Dari depan terlihat sempit, masuk ke dalam ternyata lapang. 

Pintu utama berupa gebyog berukir yang kokoh dan berkelas. 

Pintu utama soto borang ponorogo yang legendaris (dokpri) 
Pintu utama soto borang ponorogo yang legendaris (dokpri) 

Entah kenapa, di minggu siang yang panas ini, masuk ke dalam justru terasa sejuk. 

Suara kicau burung puter yang berirama menyambut pengunjung soto borang. 

Bahkan saat Aku sudah duduk menunggu, suara gemercik air kolam koi di samping tempat duduk terasa menyejukkan. 

Ikan yang berenang lincah memberi hiburan tersendiri. 

Pilih tempat di samping kolam koi. Berasa sejuknya (dokpri) 
Pilih tempat di samping kolam koi. Berasa sejuknya (dokpri) 

Agak lama belum ada karyawan yang mendatangi meja kami untuk mencatat pesanan. 

Mungkin tahu kalau kami masih kenyang. Eh... 

Sebenarnya kuliner terkenal dari Ponorogo itu satenya. Baik sate ayam maupun sate dan gule kambing. 

Tapi kami sedang bosan makan sate dan gule kambing. Kalau sate ayam ayah nggak suka, kecuali dikasih orang yang disukai. 

Pasti dibilang enak dan lezat meski biasanya nggak doyan. Hihihi.... 

Macam soto borang yang bisa dipesan (dokpri) 
Macam soto borang yang bisa dipesan (dokpri) 

"Pak, pesan sotonya berapa? " Tiba-tiba ada karyawan yang mendatangi kami. 

"Sotonya 2, sama jeruk panas 2! " Jawab Ayah. Aku sih ngikut saja, namanya juga ditraktir. Hehehe.. 

Jeruk panasnya cepat diantar. Tapi kenapa soto borangnya lama sekali? Padahal kan sudah penasaran, pengin tahu soto borang itu seperti apa? 

Kusesap dulu jeruk panasnya. Wow.. Ini baru jeruk panas yang enak dan mantap. 

Bagiku, ada 3 jenis jeruk panas atau es jeruk, yaitu :

1. Tidak enak.

 Ini wedang jeruk yang dibuat dari jeruk peras. Kalau dimakan sebagai buah, jeruk ini masuk kategori asam. 

Tapi kalau dibuat wedang, rasa asamnya hilang, alias tak terasa. 

Jadi cuma berasa manis gula, dengan rasa jeruk yang nggak jelas. Maka kubilang wedang jeruk tidak enak. 

2. Wedang jeruk yang pas

Wedang ini rasa jeruk sitrun, jeruk nipis yang terasa asamnya. Tapi gulanya terasa, meski masih dominan asamnya. 

Biasanya aku suka rasa yang seperti ini kalau minum wedang jeruk. 

3. Wedang jeruk enak

Ini seperti wedang jeruk yang baru saja kusesap. Enak! 

Manis, asam dan aroma jeruk nipisnya terasa. Balance! Ini sangat enak dan manis. Aku suka juga. Meski tidak berani banyak-banyak, karena gulanya juga banyak. 

Dengan gula yang banyak, rasa asam jeruk nipisnya tersamarkan. Begitu harusnya wedang jeruk yang enak! 

Karena pesanan soto belum juga siap, Aku meraih gawai. 

Daripada bete, berselancar saja mencari informasi tentang soto borang Ponorogo. 

Kulirik mulai banyak tamu berdatangan. Mungkin karena hari minggu, atau biasanya memang selalu ramai.

Pengunjung soto borang Ponorogo di hari minggu (dokpri) 
Pengunjung soto borang Ponorogo di hari minggu (dokpri) 

Soto borang ini ternyata sudah berdiri sejak tahun 1983.

 Sudah 40 tahun kan, mungkin sebaya kita. Kita? Elu kaleee... Hihihi. 

Tak heran kalau disebut soto legendaris di kota Ponorogo. 

Nama borang sendiri ternyata merupakan nama tempat, karena depot soto ini berlokasi setelah tikungan borang Ponorogo. 

Tepatnya di jalan Niken Gandini. Borang

Harga soto borang juga relatif terjangkau. 

Daftar harga soto borang (dokpri) 
Daftar harga soto borang (dokpri) 

Akhirnya.... Pesanan datang. 

Dua piring soto borang dengan sundukan di atasnya, semangkuk kecil irisan jeruk nipis, dan semangkuk perkedel isi 5 buah.

Maaf, agak lama. Kompornya rusak, sambil diperbaiki,"kata pengantar pesanan. 

"Owh! " Jawabku maklum. 

"Tidak apa-apa! " Jawab Ayah. 

Nggak papa, malah biar lapar lagi, hihihi... 

Sundukan daging ayam yang besar dan tebal (dokpri) 
Sundukan daging ayam yang besar dan tebal (dokpri) 

Sepiring soto borang berkuah kuning. Nasi, irisan kol dan so'un. Tidak kutemukan tauge di sini. 

Tapi ada suwiran ayam, kripik kentang, tomat, sledri dan brambang goreng. 

Rasanya spicy. Dengan sedikit rasa pedas rempah-rempah, dan keasinan pas. 

Sundukan yang biasanya  usus, ati ampela, uritan atau telur puyuh bacem, kali ini sundukan daging ayam. 

Daging ayamnya berbentuk kotak tebal dengan irisan lumayan besar, tapi empuk. 

Enaklah, pasti. Kalau nggak percaya, icip saja sendiri. 

Ada juga nih ulasan seorang pengunjung, yaitu:

 (Faidah usfa Narwastu) 

"Enak ini. Bumbunya berasa. Bisa menjadi alternatif kuliner selain sate dan gulai kambing. "

"Itu perkedel nya, habis nggak habis tetap dibayar. Jadi bungkus saja , Dek! " Kata Ayah. 

"Oke! " Cepat dah aku kalau disuruh bungkus-bungkus. Namanya juga emak-emak. Hehehe.. 

Akhirnya acara makan soto borangnya selesai. 

Ayah ke kasir. Aku menguntit. 

Eh di dekat kasir ada etalase durian borang juga. 

Aroma wangi durian menggelitik hidung sampai gatal. Hihihi.. 

Tapi saat itu betul-betul sudah kenyang. Bau durian sudah tidak membuat nafsu. 

Galeri durian borang (dokpri) 
Galeri durian borang (dokpri) 

Lapar mata saja. 

"Cekrek! "

" Dek, tunggu di luar saja. Biar aku yang bayarin! "

"Oke! " Antrean agak panjang, jadi aku sadar diri, tak ingin memenuhi tempat. Tapi aku tetap di dalam, duduk di kursi. 

Tak lama giliran Ayah. 

"Dek, uangnya kurang! Punya uang receh, nggak? "

Tuh, kan. Makanya aku tetap duduk di dalam. 

Bukan Ayah namanya kalau tidak suka ngerepotin orang. Hahaha.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun