"Bunda, saya pesenin asinan ya, buat oleh-oleh", kata si bungsu.Â
" Nggak usah Dek. Asinan kan nggak awet. Kapan-kapan bunda membuat sendiri saja! "
"Awet kok, Bunda. Kemasannya kering, jadi awet. Kuahnya dipisah.Â
" Tetap saja nggak awet, Dek! Bahannya kan sayuran. Kalau kelamaan nggak fresh. Kalau adek pesan mau langsung dimakan nggak papa! "
"Nggah, ah Bunda! "
"Biasanya kamu kan suka sayuran? "
"Nggak! " Jawab si bungsu. Kemudian tangannya kembali mengotak-atik gawai memesan kue-kue yang lebih awet.Â
Ternyata keputusanku menolak oleh-oleh asinan itu tepat.Â
Sebab, saat di kereta, ada penumpang yang berseberangan tempat duduk terpisah oleh gang di tengah kereta, oleh-oleh asinannya meletus.Â
Mungkin saat asinan mengalami fermentasi, plastiknya menggembung dan tidak tahan melawan tekanan, akhirnya meletus.Â
Kuahnya mengucur ke bawah karena oleh-olehnya ditaruh di rak atas.Â