Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pecel Pincuk Bu Wo yang Legendaris, Buka 24 Jam

5 Juli 2023   14:31 Diperbarui: 5 Juli 2023   14:33 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam mulai merambah dinihari. Suasana stasiun kereta api Madiun terasa sepi Meski banyak orang berlalu lalang.

 Memori kereta api menghiasi anganku, saat dulu sering menggunakan moda transportasi ini. 

Kereta api Brantas perlahan masuk Stasiun Madiun. 

"Aku naik Brantas eksekutif, Bunda! "

Tulis anakku di pesan WA. Mataku mengawasi orang yang keluar dari peron. Tapi tak kutemukan sosok si bungsu. 

Mengurai jenuh, aku berdiri dan mengamati suasana stasiun. Suamiku yang baru datang dari toilet menghampiriku. 

"Kutunggu di mobil, ya! " Katanya. 

"Ya! " Jawabku. Suamiku memarkir mobilnya jauh di luar stasiun. Katanya kalau parkir di dalam ribet dan mahal. 

Yoweslah, terserah. 

"Bunda, aku sudah di luar stasiun. Dari pintu barat! " Anakku menelepon. 

"Lho, bunda kok nggak lihat kamu keluar. Bunda keluar dari pintu timur. Kamu jalan ke timur saja, ya! "

"Ya, Bunda! "

Telepon kumatikan, dan bergegas keluar lewat pintu timur. Tak lama kulihat sosok si bungsu berjalan menghampiriku. 

"Sudah makan, belum Nak? " Tanya ayah. 

"Belum, Yah! " Jawab si bungsu lugas. 

"Ya, sudah. Kita mampir warung pecel dulu! "

"Siappp! " Jawab Si Bungsu. 

Dulu, di sekitar stasiun banyak warung pecel. Tapi kini suasana trotoar di sekitar stasiun sudah bersih. Semua ditertibkan. Tidak ada lagi warung-warung pecel yang bisa dijumpai. 

"Ke depot pecel Bu Wo, saja ya! " Kata Ayah. 

"Oke! "

Pecel Bu Wo terlihat ramai, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dinihari. 

Depot ini buka 24 jam. Warung yang sudah ada sejak di sekitar warung ini terminal lama masih beroperasi. 

Sudah 40 tahunan. Tapi warung ini masih eksis sampai sekarang. 

Tetap bertahan, bahkan oleh gempuran pandemi covid-19. 

Warung ini sudah pulih lebih kuat, meski suasananya masih seperti dulu. Meja kursi yang tersusun memanjang berhadapan, dengan botol-botol yang tersusun rapi menghiasinya. 

Warung pecel Bu Wo (dokpri) 
Warung pecel Bu Wo (dokpri) 
"Pesan apa, Mas? " Seorang perempuan setengah baya melayani kami sambil asyik mengiris cabe merah. 

"Pecelan saja, Bu. Sama tahu kuning, tanpa nasi! " Jawab si bungsu. 

"Ibu pesan apa? " Tanya penjual pecel Bu Wo. 

"Sebentar, Bu! "

"Ayah pesan apa? "Tanyaku pada ayah yang sudah duduk di kursi panjang. 

" Nasi pecel! "

"Lauknya? "

"Babat! "

"Nasi pecel lauk babat, Bu! " Kuteruskan pesanan ayah pada penjualnya. 

"Saya samain dengan anak saya saja, Bu!"

" Pecel tanpa nasi? "

"Pakai Nasi. Sedikit saja! "

Kami bertiga menikmati pecel Bu Wo. 

Pecel ini diwadahi pincuk yang dibuat dari daun pisang sebagai pengganti piring. 

Manfaat pohon pisang begitu banyak. Tidak hanya buahnya, bahkan daunnyapun bermanfaat untuk bungkus maupun tempat makan. 

Hijau segar daun pisang memberi suasana lain. Sangat padu dengan pecel, kuliner tradisional khas Madiun yang lezat dan sehat. 

Pecel babat Bu Wo (dokpri) 
Pecel babat Bu Wo (dokpri) 

Seporsi pecel pincuk Bu Wo terdiri atas nasi pecel dilengkapi srundeng dan rempeyek. 

Kita bisa menambah lauk sesuai selera. Ada tempe kripik, tahu kuning, telur, ayam, empal daging, babat, paru yang dimasak dengan banyak variasi. 

Tersedia juga menu lain seperti rawon, soto, nasi campur dan sayur lodeh. 

Harganya relatif terjangkau. Kami makan bertiga habisnya tidak sampai 50 ribu. 

Pokoknya tergantung lauk yang kita pilih. 

Kalau berkunjung ke Kota Madiun, depot pecel Bu Wo yang buka 24 jam bisa menjadi rekomendasi menikmati nasi pecel. 

Alamatnya di Oro-oro Ombo, Kec. Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63119.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun