Pengeluaran untuk konsumsi dalam rumah tangga biasanya mengambil porsi besar, bahkan mungkin terbesar dalam pemanfaatan anggaran.Â
Sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) tentunya kita dituntut kreatif dalam mengelola anggaran konsumsi.Â
Salah satu yang bisa kita lakukan adalah melakukan penghematan dengan menanam sendiri sayuran seperti sawi, bayam, kangkung, cabe, dll.Â
Tetapi terkadang kita tidak sadar, ada beberapa tanaman pekarangan yang juga bisa dimanfaatkan sebagai sayur.Â
Apa saja itu? Yuk disimak.Â
1. Nangka muda
Nangka (Artocarphus heterophyllus) dari famili Moraceae merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari india dan menyebar di daerah tropis termasuk Indonesia.
Biasanya nangka dikonsumsi saat sudah masak sebagai buah.Â
Buah nangka juga bisa dibuat keripik yang lezat.Â
Buah yang dikenal sebagai jackfruit ini mudah ditemukan di daerah tropis dan gampang tumbuh.Â
Tanaman yang tumbuh di pekarangan akan setia berbuah setiap musim tanpa perlu perawatan rumit.Â
Buah nangka kaya nutrisi, antara lain :
-Karbohidrat kompleks.
-Serat.
-Protein.
-Vitamin, termasuk vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.
-Mineral, seperti magnesium, kalium, tembaga, dan mangan.
Di samping dikonsumsi sebagai buah, nangka yang masih muda bisa dibuat sayur.Â
Yang paling terkenal, khususnya makanan khas yogyakarta adalah masakan gudeg.Â
Jenis makanan berwarna coklat kemerahan dengan rasa dominan manis ini, biasa disajikan bersama tahu, tempe, telur bacem, sambel goreng krecek, beserta lauk ayam, daging, lele dan layanan lainnya.Â
Namun begitu, nangka muda juga bisa disayur lodeh, gulai, diurap, dan kreasi masakan lainnya.Â
Jadi kalau di pekarangan kita ada nangka yang sedang berbuah, kita bisa memanfaatkannya untuk memasak berbagai sayuran.Â
2. Pepaya
Pepaya, atau battek dengan nama Latin Carica papaya ini adalah tumbuhan yang diperkirakan berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan.Â
Pepaya banyak dibudayakan di daerah tropis untuk diambil buahnya.Â
Kebetulan di pekarangan rumah saya, pohon pepaya tumbuh dengan sendirinya dari biji yang terbuang di pekarangan.Â
 Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica.( Wikipedia)Â
Buah pepaya kaya vitamin A, C, dan E. Vitamin-vitamin tersebut diperlukan oleh sistem kekebalan tubuh. Mengonsumsi buah pepaya akan meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal serangan bakteri, jamur dan organisme penyebab penyakit.Â
 Ketika daya tahan tubuh optimal, risiko terinfeksi penyakit berkurang.
 Buah pepaya juga mengandung vitamin C dan likopen, zat tersebut membantu mengurangi risiko penyakit jantung.
Di samping sebagai buah, buah pepaya juga bisa dikonsumsi saat masih muda dengan memanfaatkan nya sebagai sayuran.Â
Menurut www.merdeka.com,Â
Pepaya muda juga berfungsi sebagai pencahar alami dan membantu meredakan sembelit.Â
Pepaya muda dapat dijadikan obat alami yang efektif untuk mengobati penyakit pencernaan dan perut seperti :
- dispepsia,Â
-hiperasiditas,
-disentri.
 Seperti halnya buah pepaya yang sudah matang, pepaya muda juga menjadi makanan yang efektif menangkal infeksi.Â
Jadi jangan segan menjadikan pepaya muda sebagai sayuran.Â
Bahkan daun pepayapun lezat untuk dijadikan sayuran meski rasanya pahit.Â
Rasa pahit pada daun pepaya bisa dinetralkan dengan merebusnya bersama lempung atau tanah liat. Tapi terkadang orang justru suka dengan sensasi rasa pahitnya.Â
3. Jantung Pisang atau Ontong
Pisang (Musa domestica)Â adalah tanaman tropis yang konon merupakan salah satu buah yang ada di surga.Â
Beruntung di pekarangan belakang umah saya banyak tumbuh pohon pisang.Â
Salah satu bagian pohon pisang yang bisa dikonsumsi adalah jantung pisang atau ontongnya.Â
Jantung pisang ini mengandung bakal buah yang saat kulitnya mengelupas, akan tampak pisang muda yang masih kecil dan terus berkembang membesar.Â
Mungkin sudah banyak kuliner yang mulai memanfaatkan jantung pisang.Â
Dari botok, lodeh, tumis, gulai ontong, dll.Â
Biasanya jantung pisang dibuang agar pertumbuhan buah optimal saat sudah terbentuk beberapa tandan.Â
Buah pisang ini semakin ke bawah semakin mengecil. Jika ontongnya tidak di buang, dan tandan terlalu banyak, ukuran buah pisang tidak bisa besar karena terlalu banyak tandan.Â
Namun sayang kalau ontongnya dibuang, sebab ternyata banyak manfaat nya.Â
Dilansir dari laman pertanian www. distani. tulangbawangkab,. go. id,Â
Jantung pisang mampu mengontrol kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.Â
Ini karena jantung pisang mengandung beberapa vitamin yang mampu mengontrol kadar gula.Â
Bahkan bisa mengurangi infeksi dan peradangan yang menyerang kekebalan tubuh.Â
 Jantung pisang juga memiliki sifat anti inflamasi dan anti bakteri yang khasiatnya sama dengan madu.
Sejalan dengan ini, Alodokter. com juga menyatakan banyaknya manfaat jantung pisang, yaitu :
1. Membantu mengontrol kadar gula darah.Â
Jantung pisang  memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga saat dikonsumsi tidak akan meningkatkan gula darah secara drastis.
Jantung pisang juga kaya serat sehingga memperlambat penyerapan gula di usus.Â
2. Melancarkan pencernaan
Jantung pisang mengandung serat tidak larut air, yang sangat baik untuk kesehatan sistem pencernaan.Â
Hal ini dapat menghindarkan dari masalah pencernaan seperti wasir, sembelit, maag, dll.Â
3. Mencegah penyakit kanker
Manfaat jantung pisang ini pernah dibuktikan pada penelitian tentang tumor prostat jinak, Â meski masih tetap harus diteliti lebih lanjut untuk memastikannya.Â
Jantung pisang mengandung antioksidan untuk melindungi tubuh dari efek radikal bebas.Â
4. Mencegah penuaan dini
Jantung pisang mengandung vitamin E yang sangat tinggi, yang berfungsi untuk :
- mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas.Â
-memperlambat proses penuaan.Â
-mengurangi kerutan wajah.Â
- meningkatkan imunitas.Â
5. Mengatasi masalah menstruasi
Rutin mengonsumsi jantung pisang bisa menurunkan kadar prostaglandin yang menyebabkan nyeri dan pendarahan berlebih saat menstruasi.Â
Berikut adalah kandungan nutrisi per 100 gram jantung pisang segar menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992) :
- energi 31 kkal
-protein 1,2 g
-lemak 0,3 g
-karbohidrat 7,1 g
- kalsium 3,0 mg
- fosfor 50 mg
-zat besi 0,1 mg
-vitamin A 170 mg,
- vitamin B1 0,05 mg,
 -vitamin C 10 mg,
- air 90,2 g dan BDD 25%.(e-journal.uajy.ac.id)
4. Daun Ketela Pohon
Daun ketela pohon atau daun singkong yang menjadi pagar di pekarangan biasanya tidak diambil umbinya.Â
Tanaman ini cukup distek dan ditanam di sepanjang pagar. Biasanya daunnya tumbuh subur dan dikonsumsi untuk dijadikan sayuran.Â
Namun untuk mengkonsumsinya, paling tidak harus direbus. Jika dimakan mentah bisa berbahaya.Â
Sayuran ini sangat lezat dijadikan konsumsi.Â
Bisa dijadikan lalap dengan direbus dan dicocol sambal, diurap, dipecel, digulai, ditumis, dilodeh, dibobor, dan aneka kuliner lain.Â
Saya coba bagikan resep lodeh daun singkong dengan tempe semangit.Â
Bahan :
- 3 genggam daun singkong, direbus sampai empuk, peras airnya.Â
- setengah papan tempe yang sudah semangit.Â
-Pete 1 keris.Â
Bumbu :
- Bawang merah 5 butir besar.Â
- bawang putih 3 siung besar.Â
-kencur 1/2 jari.Â
-jahe 2/3 jari.Â
-kemiri 3 butir.Â
- Lombok rawit 5 biji
-lombok merah 5 biji (level kepedasan sesuai selera)Â
- garam 1 sendok makan peres.Â
-gula pasir sesuai selera ( 1 sendok peres)Â
Haluskan.Â
-laos, geprek.Â
-daun salam.Â
Cara Membuat.Â
1. Rebus semua bumbu halus sampai mendidih, tambahkan garam, gula, laos dan daun salam. Tambahkan 500 ml air
2.Masukkan tempe. Tambahkan 1 sachet santan instan 65 ml.Â
3.Aduk-aduk jangan sampai pecah santan sampai mendidih.Â
4. Masukkan mata Pete yang sudah dibersihkan.Â
5. Masukkan daun singkong yang sudah disuwir halus.Â
6. Aduk sampai mendidih. Cicipi, dan angkat kalau rasanya sudah pas.Â
Sayur daun singkong dari pekarangan siap dinikmati.Â
5. Daun dan Batang Talas atau Lompong
Daun Talas atau lompong, adalah sayuran yang bisa kita buat dari tanaman di pekarangan.Â
Sayur ini mungkin jenis sayur jadul yang kembali dicari. Namun harus dipilih jenis keladi yang tidak gatal, seperti lompong kubis. Sebab sebagian besar keladi gatal saat dimasak.Â
Dari YouTube, ada yang memberi tips menghilangkan rasa gatal pada lompong dengan merebuanya menggunakan air asam dan garam.Â
Tapi dari pengalaman, untuk menghilangkan rasa gatal pada lompong, di samping memilih keladi berdaun sempit untuk membuat buntil, biasanya dulu Bapak menjemur dulu daun keladi yang akan digunakan, sampai layu dan kering getahnya.Â
Di samping daunnya enak dibuat buntil, batangnya juga enak dilodeh, digulai, ditumis atau dibobor.Â
Penasaran? Silakan dicoba..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H