Sejujurnya, setelah mengonsumsi Soto jerohan ini, jempol kaki saya sempat nyeri sejenak seperti kena stroom.Â
Bisa jadi itu adalah sinyal kolesterol tinggi yang harus diwaspadai.Â
Namun dalam kuliner Soto ini, mungkin jumlah jeroan yang terkonsumsi dalam semangkok atau seporsi Soto hanya sekitar 1/5nya.
Di samping jerohan ada bihun, tauge, daun bawang, nasi putih, dan kuah Soto.Â
Dulu, saat saya masih muda, di dekat stasiun Purworejo ada penjual Soto babat yang lejen. Entah sekarang masih ada atau tidak. Soto babat stasiun Purworejo.Â
Tapi porsinya sangat kecil, hanya memakai mangkok kecil seperti wadah air kobokan.Â
Mungkin itu untuk menjaga agar konsumsi jerohan tidak berlebihan, atau justru membuat penikmat kuliner penasaran dan memesan beberapa mangkok. Eh...Â
Jerohan mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi.Â
Hal ini dapat memicu jantung koroner, obesitas, tekanan darah tinggi, dan stroke hemoragik.Â
Kandungan kolesterol tertinggi ada pada  otak, hati, dan usus.
Di balik bahaya mengonsumsi jerohan  yang banyak beredar di masyarakat, ternyata mengonsumsi jerohan mempunyai banyak manfaat.Â