Bakso?Â
Siapa tak kenal kuliner yang satu ini. Kuliner legendaris favorit sejuta umat. Halah.. Lebay ya! Hehehe..Â
Saat saya kecil, membuat bakso butuh effort yang besar, sebab dagingnya dipukuli biar lembut.Â
Kalau sekarang tinggal digiling, beres.Â
Tapi baru saya sadari, bakso waktu saya kecil itu terasa lebih lezat dan berbeda.Â
Padahal tempo doeloe belum ada tambahan pengental, pemutih, pelembut dan aditif lain untuk mempercantik tekstur dan tampilan si bulat ini.Â
Sehingga sempat ada isu yang mengatakan baksonya menggunakan penglaris dengan isu horor.Â
Saya tidak akan mengulas lebih dalam tentang ini, tapi fokus ke bakso yang enak saja. Hehehe...Â
Ngomongin baksonya ditunda dulu ya. Nanti kalau ketemu penjual bakso saat mudik, ceritanya dilanjut.Â
Itu bakso di atas saya membuat sendiri. Sengaja saya unggah duluan, berjaga-jaga kalau saya tidak ketemu bakso yang saya inginkan.Â
Saya tuh ceritanya lagi bertualang lewat jalur yang belum pernah kami lewati.Â
Biasanya, keluar tol Surakarta, kita ambil arah kiri, menuju tugu Kartasura, kandang menjangan, klaten, dan seterusnya sampai prambanan, Yogyakarta via ringroad selatan, gamping, karanongko, wates, kulonprogo, purworejo.Â
Nah, tadi keluar tol Surakarta, kita belok ke kanan. Ternyata via Boyolali, terus harus lewat Magelang, baru Purworejo.Â
Jadi kalau biasanya kita lewat jalur selatan, via Klaten dan Yogyakarta, ini lewat utara, Magelang.Â
Jalur ini sama sekali belum pernah kami lewati.Â
Awalnya jalan lebar dan mulus. Tapi melihat papan penunjuk Cepogo, saya langsung berselancar.Â
Ternyata jika via Selo, medannya aduhai. Padahal suami saya tidak berani lewat tanjakan, apalagi turunan curam.Â
Kebetulan ada seorang laki-laki yang ikut mengatur lalu lintas.Â
"Pak, kalau terus kondisi jalannya bagaimana, Pak? "
"Ini 10 km nanjak terus sampai Selo! "
"Kalau jalur lain yang datar, ada  Pak? "
"Bisa.Lewat Ampel. Ikuti saja jalannya nanti sampai jalan raya Boyolali-Semarang. "
"Kalau ke Magelang lewat mana, Pak? "
"Lewat Ambarawa, nanti sampai jalan Semarang -jogja, terus Semarang-Magelang! "
"Oke,terimakasih, Pak! "
Akhirnya di Pasar Cepogo kita mlipir ke Ampel.Â
Ternyata jalannya mendebarkan dan penuh petualangan.Â
Akhirnya sukses macet di jalan boyolali-semarang.Â
Lihat panduan Google Maps. Akhirnya dapat rute yang membuat sopir di sebelah saya ngerap saking kesalnya.Â
Jalan sempit, sehingga harus hati-hati bahkan berhenti kalau berpapasan dengan kendaraan lain, belokan tajam, tanjakan curam.Â
Padahal gelap gulita tanpa lampu.Â
Singkat cerita, kami sudah sampai di Kota Magelang. Dan berhenti di alun-alun.Â
Meski tinggal di Madiun, asli Purworejo, saya beli bakso di Magelang. Keren kan?Â
Ini baru bakso nusantara, hahaha..Â
Semangkok harganya 14 ribu. Wajarlah.Â
Enak juga sih. Seperti bakso Purworejo. Enak semua.Â
Kalau di Madiun ada bakso yang komposisi tepungnya yang lebih banyak. Namanya pentol.Â
Harganya relatif murah.Â
Biasanya pentol digoreng dengan selimut tepung.Â
Di Madiun 5 ribu dapat 7/8. Tergantung penjualnya.Â
Di pojok kuliner alun-alun Magelang ini, selain bakso ada bermacam kuliner. Siomay,sate ayam, batagor, mie ayam, sop buah, kebab, Korean kentang mozarella, kupat tahu, dan lebih banyak lagi macamnya.Â
Kalau di Madiun mirip Sleko Food Court, tapi lebih sederhana.Â
Si bungsu pesan sate ayam dan siomay. Tentunya bundanya ikut ngicip. , hehehe.Â
Ayahnya pesan bakso. Itu sih memang kesukaannya.Â
Sudah ya, kami mau melanjutkan perjalanan ke Purworejo.Â
Semoga lancar aman dan nyaman di perjalanan sampai tujuan.Â
Semoga tidak terjadi perlambatan alias macet.Â
Doakan yaaa...Â
Terima kasih.Â
Semoga bermanfaat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI