Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Rasa Syukur yang Menghibur Saat Sahur

7 April 2023   13:34 Diperbarui: 7 April 2023   13:35 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sahur.. Sahur... Sahur...! "

"Sudah! "

"Uwis! "

"Baru selesai masak! "

"Lagi ngopi! "

"Baru saja bangun! "

"Telat bangun, nggak jadi sahur! " Kata Kakak Sulung. 

Riuh di grup WA saat sahur, adalah chat kami dalam grup WA keluarga. 

Beruntung di era sekarang, komunikasi begitu mudah, sehingga kami yang tinggal berjauhan terasa dekat tanpa jarak. 

Biasanya silaturahmi via grup WA saat sahur dan menjelang berbuka menjadi hiburan tersendiri bagi kami, 4 bersaudara beserta keluarga masing-masing. 

Aisyah meriwayatkan tentang silaturahmi, bahwa Rasulullah bersabda:

"Kekerabatan itu adanya di arsy, ia berkata, 'siapa yang menyambung ku niscaya Allah akan menyambungkan kepadanya (kebaikan), dan siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus darinya (kebaikan).'" (HR Bukhari dan Muslim).

Meski sudah menua dengan keluarga dan anak-anak yang beranjak remaja dan dewasa, kami biasa bebas bercanda di grup WA. 

Suami, istri, dan anak-anak kami masing-masing sudah paham dan memaklumi candaan kami. Sesekali ikut menimpali. 

Bersama saudara dan keluarga kami nyaris tanpa jarak. Akrab dan dalam  kesepahaman yang sama karena kami dididik oleh orang tua yang sama. 

Kami biasa dididik menjadi anak yang tidak rewel dan tidak menyusahkan orang lain. Begitu sampai kami dewasa dan tua. 

Bisa berkumpul dan bersilaturahmi bersama saudara yang tinggal berjauhan adalah kebahagiaan yang tak ternilai. 

"Imshaaaaak.....! "

"Belooommmm..! "

" Baru bangun nih! 

"Ketiduran, nggak jadi sahur! 

" Subbuoohhh..! "

"Sini belum, masih lama! "

"Minum air putih saja! "

"Oke! "

Begitulah hiburan kami saat sahur. 

Saling mengingatkan, sekaligus bersilaturahmi akrab antar saudara. 

Dalam suasana santai penuh canda. Tidak perlu jaim dan menyimpan rahasia, karena anggota grup kami semua bersaudara kandung lengkap dengan keluarga masing-masing. 

Sesekali mengunggah foto menu buka atau sahur. 

Mau pamer saja, atau berbagi resep, bebas. Kami tidak ada yang baper. 

Sesekali dibully juga siap. Pokoknya ini grup yang paling bebas merdeka, hehehe.. 

Tapi beberapa hari yang lalu kami sempat berkumpul dan menikmati makan sahur bersama. 

Kebetulan saat itu adalah  selamatan 100 harinya Ibu. 

Sebenarnya, semua keperluan sudah dihandle kakak ipar, kita cuma datang, bersih-bersih tempat dan mendoakan Ibu. 

Urusan konsumsi sudah dipesankan kakak ipar pada tetangga dekat rumah yang biasa menyediakan katering. 

Saat berkumpulpun acara berbuka dan sahur berjalan lancar. Kita bisa bernostalgia mengenang masa kecil. 

Dulu, jika ingin lauk ayam, bapak akan memotong ayam milik sendiri. Jika ingin lauk ikan, bapak akan mengambil ikan dari kolam. 

Sekarang kakak sulung yang menggantikan bapak. 

Memotong ayam peliharaannya dan saya yang memasak. 

Di sekitar rumah juga dibuat banyak kolam. Kalau ingin lauk ikan tinggal menangkap. 

Tadinya ingin dibuat ingkung, tapi alat masaknya kurang besar, jadi diungkep saja sampai empuk. 

Berhubung waktunya sudah hampir maghrib, terpaksa diungkepnya kurang lama, terus digoreng. 

Jadinya agak alot. 

Tapi kami semua tetap menikmati nya, tanpa ada yang rewel. 

Begitulah hasil didikan orang tua kami, selalu mensyukuri apa yang terhidang dan selalu menikmatinya dengan nikmat, tanpa banyak protes. 

Sebenarnya apapun yang kita syukuri itu akan mempersembahkan rasa nikmat.

Dalam juz 13, surat Ibrahim(surat ke-14) di ayat 7, terdapat keutamaan bersyukur

Dan (ingatlah juga), ketika Rabbmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),  sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.” (QS. Ibrahim: 7).

Sekalipun menunya hanya tahu dan tempe bacem, pecel, dan ayam goreng agak alot, kami tetap bersyukur dan berbahagia saat bisa berbuka bersama. 

Begitupun saat makan sahur, meski menu nya tidak jauh berbeda, kami tetap makan sahur penuh semangat. 

Bahkan makan ayam goreng alot menjadi hiburan tersendiri saat sahur. 

Untung waktu sahur masih panjang, sehingga bisa menikmati sensasi alotnya daging ayam dengan tawa. Hehehe.. 

Sahur yang biasanya malas dilakukan jadi terasa istimewa. Itu karena bisa berkumpul bersama saudara, dan sahur bersama di ramadan kali ini adalah momen langka. 

Kini kami sudah kembali ke habitat masing-masing. Eh... 

Aku makan sahur di rumahku sendiri bersama suami. 

Sesekali terdengar patrol dari jalan depan rumah. 

Atau suara lirih dari jalan raya yang lokasinya lebih jauh. 

Patrol adalah aktivitas anak-anak membangunkan sahur berkeliling kampung dengan memukul kentongan, dan berteriak " Sahur.. Sahur! Sahur... Sahur! "

Mungkin di tempat lain juga ada, tapi dengan nama atau sebutan berbeda. 

Saling berbalas chat di grup WA kembali dilakukan sebagai silaturahmi dan hiburan tersendiri. 

"Bangun.. Bangun! "

"Sudah mau tidur lagi! " Eh.. 

Ternyata sudah pukul 10.00 wib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun