"Memasuki area Makam, suasana sangat ramai. Sepanjang jalan setapak ada penjual makanan dan minuman di area Makam.Â
Banyak keluarga yang duduk-duduk menjadi pembersih Makam dadakan.Â
Di depan masjid tersedia buku yasin. Ada juga botol air mineral berisi air. Biasanya untuk menyiram makam.Â
Mungkin hal ini bisa dimengerti dari penjelasan seorang ulama, Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri.Â
 Ulama yang lebih dikenal dengan Buya Yahya ini menjelaskan, Nyekar tidak dikenal di jaman Rasulullah.Â
Namun ada sebuah riwayat yang menceritakan.
Saat Rasulullah melewati dan mendengar suara 2 kubur yang sedang disiksa, beliau lantas menancapkan pelepah kurma yang sudah dibagi dua untuk masing-masing kuburan itu.Â
Para sahabat lantas bertanya,
" Ya Rasulullah, kenapa engkau lakukan itu? "
Beliau bersabda, Semoga diringankan siksa kubur keduanya, selama kedua pelepah ini belum kering. (HR. Bukhari)
Di makam tembok ini, untuk mendapatkan privilese agar bisa dimakamkan di situ, seseorang harus punya keluarga yang sudah dimakamkan terlebih dulu di situ.Â