Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Tradisi Munggahan dan Lupa Ngompasiana

19 Maret 2023   10:33 Diperbarui: 19 Maret 2023   14:43 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. 

Persiapan Ramadan 2023 mulai dilakukan. Dari yang bersifat pribadi, sampai ritual komunitas atau masyarakat. 

Kemarin adek saya dan suaminya berkunjung ke rumah. Mampir, sebab diundang temannya yang menjalani pengukuhan guru besar di UMS Kartasura. 

Berhubung Solo-Madiun sudah dekat, jadi bisa mampir ke tempat kakaknya yang ngangenin ini. Hehehe... 

Jadilah kita dolan-dolan bareng  ke PSC Madiun, terus ngadem ke Kresek. 

Berasa jadi pasangan muda semua, padahal berdua karena anak-anak sudah dewasa, hehehe..... 

Mampir sejenak ke Monumen Keganasan PKI 1948. 

Baca juga: Bakso Tulang Rusuk

Sejenak saja, sebab auranya serem.

Kita lanjut hunting makan ke daerah Kresek. 

Menikmati kebersamaan, sekaligus mendukung keberlangsungan pelaku UMKM yang harus kita dukung kontinyuitasnya. 

Rumah makan bebakaran (dokpri) 
Rumah makan bebakaran (dokpri) 

Rumah makan yang kami pilih terlihat sepi. Suasananya hening sejuk. Bisa tiduran dan liyer-liyer sambil menunggu pesanan. 

"Kok sepi ya, kalau di Bandung waktu-waktu menjelang puasa, tempat wisata dan rumah makan justru ramai,"kata adikku. 

" Mungkin karena hari Sabtu, yang sudah libur SMA. Kalau SD dan SMP masih masuk, belum 5 hari kerja, " Jawabku. 

"Kalau orang Sunda justru merayakan Tradisi Munggahan, " Kata Adikku. 

"Apa itu Munggahan? " Tanyaku. 

Menurut Wikipedia, Munggahan adalah tradisi muslim suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. 

Tradisi ini biasa dilakukan pada akhir bulan Sya'ban.

Hal-hal yang dilakukan saat Munggahan, biasanya adalah :

1. Berkumpul bersama keluarga, saudara dan kerabat untuk bersilaturahmi. Bisa juga sambil berziarah atau mengunjungi tempat wisata. 

2. Makan bersama, menikmati kebersamaan dan rasa syukur. 

Makan bersama (dokpri) 
Makan bersama (dokpri) 

3. Saling bermaafan.

4. Berdoa bersama, agar diberi kesempatan menjalani bulan Ramadhan penuh keberkahan dengan segala maghfirah Nya. 

Dikutip dari Tribun Jabar, Munggah dalam konteks menyambut Ramadhan adalah sebuah kearifan lokal. 

Masyarakat sunda bihari (dahulu), telahmengadopsi nilai-nilai Islam. 

Nilai keislaman itu, dipadu padankan dengan tata nilai, budaya, moral, etika, serta kebiasaan Masyarakat Sunda. 

Asyik ngobrol tentang tradisi Munggahan, tak terasa pesanan sudah datang sesuai pemilihan menu kesukaan kami masing-masing. 

Pesanan minuman (dokpri). 
Pesanan minuman (dokpri). 

Minuman yang kami pesan relatif biasa. Es teh manis sangat cocok di siang yang panas. 

Lemon tea juga terasa segar dan menyehatkan. Melepas dahaga sekaligus mempertinggi imunitas dari jeruk nipis yangditambahkan. 

Wedang jahe disajikan agak unik. 

Segelas air panas dengan isian jahe utuh yang digeprek, dipersandingkan dengan gula kelapa dan gula batu yang disajikan terpisah. Sehingga bisa memilih seberapa dan gula apa yang ditambahkan. 

Secangkir kopi hitam bisa mengatasi kantuk yang menyerang. 

Sambil menunggu pesanan makan siap, kami kembali mengobrol. 

Ternyata tanpa sengaja, tapi seolah pas banget kita bisa merayakan tradisi Munggahan. Ini karena adik saya tinggal di Bandung, yang akrab dengan kehidupan suku Sunda. 

Sedang di Madiun, tradisi yang terkenal sebelum puasa dan sebelum lebaran adalah megengan. 

Saat megengan menyambut ramadhan biasanya kita mengadakan tasyakuran bersama di mushola atau masjid usai shalat tarawih hari pertama. 

Beberapa menu di RM. Janenake (dokpri ) 
Beberapa menu di RM. Janenake (dokpri ) 

Tak lama pesanan kami siap. Nila bakar, tengkleng, dan kepala manyung. Itu hanya beberapa menu di Rumah makan ini. 

Kami memang hanya memesan seperlunya. 

Keasyikan mengisi hari bersama adik, ipar dan suami membuat saya lupa ngompasiana. Menulis untuk kompasiana, hehehe.. 

Tapi jangan khawatir, saya sudah kembali hadir. 

Selamat melakukan ritual Munggahan bersama keluarga atau tetangga. 

Semoga nanti kita bisa mengisi bulan Ramadhan dalam keikhlasan dan kesucian. 

Marhaban ya ramadhan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun