Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Di Balik Keunikan Sate Binowo

8 Maret 2023   21:43 Diperbarui: 9 Maret 2023   04:59 10566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate dan kuah gule binowo (dokpri) 

Fiksi kuliner

Hujan lebat mulai mereda, tapi rintiknya masih menyapa. 

"Dek, aku lapar! "

"Ya, sudah. Berhenti dulu, kita cari makan, "

"Pengin sate kambing! "

"Lha mau ke dungus apa?  Tapi masih jauh bingits. "

"Tapi kalau nggak salah, searah rute kita ada sate juga. Namanya sate binowo. Pokoknya kalau dari sini, sebelum MAN Kembang Sawit. "

"Oke, nanti kalau sudah dekat bilang ya, biar tidak terlewat. 

" Ya! "

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, sesekali menghindari kubangan, meski ada juga mobil ngebut yang membuat cipratan air cukup banyak. Sungguh menjengkelkan. 

Tak lama terlihat tembok dengan tulisan besar, agak masuk ke sawah, "Sate Binowo".

" Nah, itu Mas! " Aku memberi tanda pada suamiku, yang segera menurunkan kecepatan. 

Tepat di depan lokasi, mobil berhenti. Agak ragu. Kok sepi? Buka nggak ya? 

Seorang perempuan cantik datang menghampiri sambil membawa payung. 

"Mau pesan apa? " Tanyanya ramah. 

"Dimakan di sini? " Tanyanya lagi. 

"Iya! Satenya masih? "

"Masih! " Perempuan itu menyerahkan payung padaku, dan kembali masuk ke depot sate. 

"Sudah sana kamu pesan dulu, " Kata suamiku. 

"Payungnya pakai saja. Itu di bagasi ada payung," Katanya lagi. 

"Ya sudah, aku duluan! " Aku bergegas masuk dan memesan makanan. 

"Gulenya habis! " Kata mbaknya yang cantik. Istri pemilik depot sate. 

"Waduh! "

"Apa kuahnya saja semangkok, gitu Bu? " Tanyanya memberi saran. 

"Ya sudah, kuahnya saja nggak papa. Satenya 2 porsi, nasinya 2, terus minnya jeruk panas, sama teh tawar panas. 

" Baik, Bu. Ditunggu dulu ya. Silakan ambil tempat duduk! "

"Baik, Mbak. Terima kasih! "

Aku segera duduk di tempat agak dekat pintu masuk, biar bisa leluasa mengamati depot sate ini. Tak lama suamiku menyusul. 

Salah satu pojok sate binowo (dokpri) 
Salah satu pojok sate binowo (dokpri) 

Suasana nya sepi, mungkin karena cuaca tidak bersahabat, dan di luar hujan. 

Tapi ternyata sepi karena satenya hampir habis. Gulenya malah sudah lebih dulu habis. 

Aku tahu satenya habis, karena pengunjung terakhir yang datang memesan sate. Tapi saat memesan untuk dibungkus ternyata sudah habis. 

Saat itu memang sudah sore, sehabis Ashar. Sedang depot sate sudah buka sekitar jam 10.00 wib. 

Sate dan kuah gule binowo (dokpri) 
Sate dan kuah gule binowo (dokpri) 

Wow.. Satenya maknyusss. Dan bumbu kacangnya legit. Merem melek deh, makannya. 

Cuma kurang pedas. Tapi di situ disediakan cabe, jadi kalau kurang pedas bisa menambahkan cabe sendiri. 

Kuah gulenya juga enak. Gurih dan berasa bumbunya. Enaklah, pasti. 

Satenya seporsi cuma 25 ribu, lho. Terjangkau, kan? 

Kira-kira, sate termasuk Chinese food nggak ya? Pertanyaan iseng saja. Hehehe.. 

Selesai makan suamiku membayar ke kasir, sementara membaca tulisan di dinding membuat saya geli. 

Mungkin ini salah satu keunikan sate binowo. Di situ tertulis:

Dokpri
Dokpri

"Makan sate tidak menyebabkan darah tinggi, tapi darah tinggi jika tidak diajak teman/saudara makan sate"

Hehehe, lucu, ya? 

Tapi benarkah sate (kambing) aman bagi penderita darah tinggi(hipertensi)? 

Dilansir dari laman kominfo.go.id, daging kambing dapat memicu hipertensi itu hoaks. 

 Hal ini dikarenakan kandungan lemak jenuh pada daging kambing jauh lebih rendah dari daging sapi. 

Daging kambing justru diperkaya dengan lemak tak jenuh yang  bermanfaat untuk tubuh.

Sedang pemicu hipertensi setelah mengkonsumsi daging kambing itu karena kesalahan dalam mengolahnya. 

Penggunaan minyak berlebih saat menggoreng atau menambahkan mentega saat dibakar, akan meningkatkan kadar lemak jenuh dalam daging kambing. 

Pada akhirnya, hal ini menjadi asupan lemak jahat yang memicu penumpukan lemak pada pembuluh arteri. Hal inilah yang meningkatkan resiko hipertensi atau darah tinggi (http://hellosehat. com) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun