Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi Pahit Tanpa Gula

21 Maret 2023   14:52 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:01 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari canva (dokpri) 

Laksmi memandang sahabatnya yang terisak di depannya. 

"Mas Pras mau menceraikanku, Mi! "

"Kenapa? " Selama ini kamu sudah mematuhi suamimu itu. Mengurus segala keperluannya. Ada yang salah? "

Laksmi memandang Vina lekat. Tak percaya dengan apa yang didengarnya. 

"Mas Pras selingkuh dengan teman sekantornya. Mereka akan menikah, dan Mas Pras menceraikanku!" Tangis Vina pecah.

Laksmi memeluk sahabatnya, dan membiarkan Vina menumpahkan air mata dalam pelukannya. Dielus-elusnya punggung Vina, memberikan rasa empati dan suntikan kekuatan. 

"Aku sudah meminta Mas Pras mengurungkan niatnya, tapi keputusannya sudah bulat. "

Baca juga: Bakso Tulang Rusuk

"Katanya dia sudah bosan denganku yang tak paham pekerjaannya. "

"Dia butuh orang yang bisa diajak diskusi dan membantunya menyelesaikan tugas kantor"

Laksmi meradang. Laki-laki itu sungguh keterlaluan. Memangnya perempuan itu apa, dicampakkan saat sudah bosan. Laki-laki yang tak patut dipertahankan.

 Dibiarkan Vina melepas segala yang mengganjal di hatinya. Serendah itukah laki-laki memandang perempuan? 

Menuntut istrinya patuh, sementara dirinya mengumbar nafsu dan mencari kesenangan di luar. 

Hak prerogatif suami dipergunakan untuk menginjak istri. 

Sungguh laki-laki perusak agama dan penghancur dunia. 

Saat istri patuh dan mengabdi pada suami, harusnya dilindungi dan disayangi. Bukan malah direndahkan dan dilecehkan. 

Laksmi mengepalkan tangannya. 

"Katanya, Mas Pras sudah nyaman dengan Elita, yang bisa diajak diskusi dan membantunya menyelesaikan urusan kantor! "

"Terus apa yang akan Kamu lakukan, Vin?" Laksmi kembali mengelus-elus punggung Vina. 

"Aku tak tahu, Mi! " Aku bingung! " Vina kembali terisak. 

"Anak-anak sudah tahu? "

"Sudah. Mereka sangat marah. Dan mendorongku untuk menerima perceraian yang diminta Mas Pras. Mereka sangat marah pada papanya. Edo mendukungku. Tapi Elsa sangat terpukul, "

Laksmi mengelus-elus punggung sahabatnya. 

"Akupun mendukungmu Vin. Sejauh itu membuatmu nyaman! "

"Tapi aku masih gamang, Mi. Selama ini aku hanya terbiasa bersama Mas Pras! "

"Vina, dunia ini luas. Kamu tidak sendiri. Apakah kamu akan selamanya menangis,dan mengasihani dirimu sendiri, sementara Mas Pras tertawa bahagia bersama selingkuhannya yang sebentar lagi mau dinikahinya? "

Vina menggeleng kuat-kuat dan air matanya kembali membanjir. 

###

Aku sudah resmi cerai dari Mas Pras, Mi. Aku sudah tidak memikirkannya lagi. Hidupku terasa nyaman dan merdeka. Terima kasih sudah mendampingi di saat-saat masa sulitku. 

Laksmi membaca WA dari sahabatnya sambil tersenyum. 

"Bangkitlah Vin. Kamu pasti bisa! "

###

Laksmi menyesap kopinya sambil memencet tombol remote. Kopi pahit tanpa gula. Kesendirian yang indah dan mewah. 

Di televisi, terlihat sahabatnya menerima anugerah sebagai perempuan pengusaha yang sangat menginspirasi. 

Vina telah berhasil menjadi pengusaha rumah makan dengan banyak cabang di Indonesia, bahkan mulai merambah ke Malaysia. 

Ketekunannya saat menjadi Ibu rumah tangga dengan menyajikan makanan lezat untuk keluarga telah menginspirasi dan mengantarkannya menjadi pengusaha. 

Pengusaha rumah makan yang sangat mengerti kemauan pelanggan. 

Wajahnya yang bersahaja terlihat anggun dan percaya diri. 

Laksmi kembali tersenyum puas dan bahagia untuk sahabatnya. 

Wajahnya sempat menegang, saat teringat mantan suami sahabatnya yang juga pernah merayunya. 

Laksmi sangat membenci laki-laki itu. Berani sekali dia merayunya, padahal dia adalah suami Vina sahabatnya. 

Demi Vina, Laksmi menyembunyikan kekurang ajaran Prasojo.Tapi dia sudah menghajar dan mengancam laki-laki itu kalau berani kurang ajar lagi. Mungkin laki-laki itu balas dendam dengan menyakiti sahabatnya. 

Laki-laki itu, Prasojo alias Mas Pras! Ah,kini laki-laki itu sudah tak penting. Sudah terkunci rapat di sudut comberan dalam masa lalu yang telah mati. 

"Beruntung kamu diceraikannya, Vin." 

Desis Laksmi sambil mengatupkan kedua kelopak matanya yang mulai lelah. 

Dunia sudah berubah. Dibaringkan dirinya di kursi malas. 

Menikmati kesendiriannya yang merdeka. Alpha female. Perempuan alpha yang tak rela dijajah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun