Ah, aku memang polos. Asyik menggigit sedikit daging yang menempel di tulang. Tanpa jaim.Â
Kamu bilang, kepolosanku yang membuatmu terpesona.Â
Hahaha.. Aku tertawa. Biar mudah dibohongi kan?Â
Hahaha... Kamu tertawa lebih keras.Â
"Kamu terlalu jujur! " Katamu geli. Bahkan gemas.Â
Tapi aku pura-pura tak tahu, sehingga kau tak berani menyentuhku.
Padahal kutahu, dari sinar matamu yang nakal, kamu pasti sudah gemas ingin mencubit pipiku.Â
Takkk!..Â
Wow, ternyata tulang rusuk ini keras, Pram. Daging yang menempel susah digigit. Sungguh. Bakso tulang rusuk ini sangat berbeda dibanding dulu.Â
Entah karena ada kamu, atau bakso ini kini berbeda. Mungkin karena Chinese food ini sudah begitu familiar, sehingga sudah bukan hidangan istimewa?Â
Atau karena banyaknya fiksi kuliner yang mengulas jadi membosankan?Â