Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Perempuan Tuli

27 Februari 2023   17:01 Diperbarui: 27 Februari 2023   19:52 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bau obat dan aroma khas antiseptik menguar terserap dalam nafas Meinar. 

Terseok mengimbangi langkah  Ma'ruf,suaminya yang cepat dan ritmis. 

Menyusuri lorong-lorong rumah sakit diam-diam mengalirkan suasana tak nyaman di hati Meinar. 

Tak lama langkah suaminya terhenti. 

"Ini alamanda 3. Ayo masuk! "

 Ma'ruf menggandeng tangan Meinar. Menuntunnya masuk bangsal rumah sakit. Disibaknya tirai, dan terlihat pasien yang terbaring. 

"Assalamu'alaikum..! " Ma'ruf langsung menghampiri pasien, menyalaminya dan membungkuk memeluknya. 

"Kamu kenapa Ra'uf? " Kok bisa begini, bagaimana ceritanya? "

Baca juga: Misteri Sirup Mawar

Di samping bed rumah sakit seorang perempuan cantik mengangguk dan menangkupkan tangan di dada. Dibalas suaminya dengan gerakan yang sama. 

Meinar mendekati perempuan cantik itu, Mbak Putri , istri Rauf. Menyalaminya dan cipika cipiki. 

"A.. ku jatt... tuh, Ruf! " Rauf terbata-bata menjawab pertanyaan Ma'ruf, sahabat kentalnya. 

"Nyaa.. muk! Di ka.. ki ku! " Rauf berteriak keras. Mbak Putri segera mendekati kaki Rauf, suaminya. Dan menepuk-nepuk sambil mencari nyamuk yang mungkin menggigit. 

"Mat tikan kipp pas anginnya..!" Rauf berteriak keras dan kasar ! "

Mbak Putri bergeming. Diam saja, masih tetap mengelus-elus kaki suaminya. 

Ra'uf terlihat meradang. Kakinya digerakkan dengan kasar, nyaris menendang Mbak Putri yang tersentak. 

Meinar memegang tangan Ma'ruf. Merasa tak nyaman dengan adegan yang baru saja disaksikannya. 

"Putri itu tuli! " Ma'ruf berbisik pada Meinar. Membuat Meinar melotot tak suka. Rasanya tak rela Mbak Putri yang sabar dibilang tuli. 

Tapi apa benar begitu? 

Tadi Ra'uf berteriak cukup kencang, bahkan kasar, tapi sepertinya Mbak Putri memang tidak mendengar. 

"Itu, Putri memang tuli. Saat Ra'uf mengalami stroke dan berteriak-teriak, Putri tidak mendengar. Untung ada tetangganya yang datang dan membantu membawa ke rumah sakit! " Ma'ruf bercerita pada Meinar. 

"Teman-teman yang sudah bezoek juga bilang begitu. Putri sering tidak mendengar, padahal Ra'uf sudah teriak-teriak! " Ma'ruf masih berbisik-bisik dengan Meinar. 

Tiba-tiba Meinar merasa ingin ke toilet. Setelah memberi isyarat pada suaminya, dia mendekati Mbak Putri, dan berbisik. 

"Mbak, pengin ke toilet. Tempatnya di mana? "

"Owh, di sana. Ayuk Kuantar! "

Meinar merasa sedikit aneh. Dia tadi berbisik, tapi Mbak Putri bisa mendengar. 

"Mbak, sekalian shalat as'har. Sepertinya sudah waktunya. Di mushola ada mukena nggak, ya? "

"Oh, ada. Kalau begitu sekalian ke mushola saja. Aku juga mau shalat as'har. 

Keduanya bergegas ke mushola setelah berpamitan pada suami masing-masing. 

Selama menuju ke mushola, mereka asyik mengobrol. Diam-diam Meinar merasa aneh, Mbak Putri bisa mendengar apa yang dikatakannya, padahal nada suaranya wajar dan tidak nyaring. 

Sepertinya ada rahasia yang mulai bisa dipahami oleh Meinar. 

Mungkin Mbak Putri sedang perang dingin, atau tidak suka dengan perilaku Ra'uf, suaminya. 

Ma'ruf sering bercerita tentang Ra'uf pada Meinar. Tentang sifatnya yang tak pantas. Meski sudah menikah dan mempunyai anak-anak yang sudah besar, Ra'uf sering chating dan berkencan dengan muridnya di sebuah SMK swasta. Sekolah kedua tempat Ra'uf mengajar. 

Tapi Meinar hanya menanggapinya dengan dingin. Ra'uf adalah sahabat Ma'ruf. Biasanya yang namanya sahabat itu mempunyai kemiripan sifat. 

Saat Ma'ruf menceritakan keburukan Ra'uf, di mata Meinar, itu seperti menguliti keburukannya sendiri. 

Apalagi itu terbukti, saat Meinar  pernah menangkap basah saat Ma'ruf menelepon mesra seorang perempuan. Mungkin mantan muridnya. 

Ma'ruf pun jadi genit dan sering menggoda perempuan, persis seperti sifat Ra'uf sahabatnya itu. 

Bahkan mereka berdua pernah mencari dan mengejar-ngejar mantan teman kuliahnya yang dianggap bunga kampus. 

Mereka pun merencanakan mengadakan reuni agar bisa sering berdekatan dengan perempuan yang dianggapnya bunga kampus.  Kemudian melarang Meinar ikut reuni, biar bisa bebas berselfie dan berdekatan dengan si bunga kampus. 

Tapi sepertinya Mbak Putri terus menguntit dan mengikuti Ra'uf saat reuni. Sedang Meinar yang lugu, percaya saja kalau reuninya dilarang bawa istri. Saat itulah Ma'ruf bisa bebas berdekatan dengan sang bunga kampus. 

Entah iseng atau hanya bercanda,tapi hal seperti  itu tetap saja sungguh tak pantas, menurut Meinar. Tua- tua keladi. 

Meinar tahu semua perbuatan suaminya, tapi diam saja. 

Mungkin Mbak Putri tahu kelakuan suaminya juga, sehingga mereka perang dingin. 

Ah, Meinar jadi paham dengan sikap Mbak Putri yang mengabaikan suaminya dengan pura-pura tuli.

 Meinar tahu itu, karena dia juga mempunyai suami yang sifatnya sama dengan suami Mbak Putri. Dia ingin menutup kisahnya dengan cerita akhir tahun yang menarik. 

Bukankah, Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya? (Al Ibanah 2/476 nomor 499)

"Meinar... Kenapa sarapannya belum siap?  Batik porangnya juga belum diseterika. Aku masuk pagi, nih! "

Meinar bergeming. Baju suaminya sudah dia siapkan. Sarapan juga tinggal menata. 

"Meinar... Kamu tuli? "

Meinar semakin membisu. Diam tak menjawab. Bahkan asyik bermain gawai. Ma'ruf suaminya terus berteriak, memerintah dan marah. 

Meinar tetap diam, telinganya telah tuli, ketularan Mbak Putri. 

"Meinarrr.. Kamu tuli???? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun