Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nahdlatul Ulama (NU) dan Sufi Jawa

6 Februari 2023   13:40 Diperbarui: 7 Februari 2023   00:39 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pawai anak-anak RA/MI menyambut harlah ke-100 NU (dok IYeeS) 

Idham Chalid langsung duduk di kursi kemudi, mengemudikan sendiri mobil barunya. Padahal setahu Kyai Saifuddin, Idham Chalid belum pernah belajar menyetir mobil. 

Saat mobil keluar dari halaman Parlemen, jalannya mobil tidak lurus, tidak stabil dan rem sering diinjak tiba-tiba, lalu tiba-tiba di gas tak tanggung-tanggung. 

Kyai Ilyas melirik padaku, barangkali ingin bertanya, "kok begini nyetirnya? "

Tapi aku tak membalas lirikannya, cuma diam sambil bersholawat. Benar saja, di dekat stasiun Gambir, mobil hampir menyerempet sepeda. 

"Ya akhir, kalau ada orang jual rokok di depan, berhentilah! "

Seru Kyai Ilyas pada Idham Chalid. 

Di depan penjual rokok, Idham Chalid menghentikan mobilnya, tapi keterusan karena telat menginjak rem. 

Kyai Ilyas turun, tapi tidak membeli rokok, malah terus berjalan ke depan. 

"Ayo, naiklah! " Kenapa turun? " Tanyaku pada Kyai Ilyas. 

"Terima kasih! Jalan kaki lebih aman! " Jawab Kyai Ilyas sambil mempercepat jalannya ke arah prapatan. 

"Penakut! " Kata Idham Chalid tak merasa bersalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun