Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cuaca Cerah, Berwisata ke Tempat Ibadah 5 Agama

15 Januari 2023   08:08 Diperbarui: 15 Januari 2023   13:00 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca ekstrem akhir tahun ternyata sesekali masih terjadi sampai sekarang. 

Kami, warga RT 11, terutama ibu-ibu harap-harap cemas. Kemarin seharian panas, Tiba-tiba sore hujan turun tiba-tiba dan sangat deras. 

"Semoga hari ini tidak hujan! " Masing-masing berdoa dalam hati. 

Kenapa? Kalau hujan banjir? 

Tidak. Bukan itu alasannya. Itu karena di sabtu sore, kami merencanakan berwisata ke tempat ibadah 5 agama di Balerejo, Caruban. Sekaligus mengunjungi ibukota Kabupaten Madiun nun jauh di sana. 

Alhamdulillah, saat ini cuaca terlihat cerah dan bersahabat. 

Bismillah, berfoto dulu di depan rumah Pak RT sebelum berangkat (dok IYeeS) 
Bismillah, berfoto dulu di depan rumah Pak RT sebelum berangkat (dok IYeeS) 

Sehabis ashar, rombongan ibu-ibu RT 11 meluncur ke arah Caruban dengan 3 mobil. 

Setelah sedikit tanya sana-sini, akhirnya sampai juga ke tujuan. 

Pintu gerbang masuk ke tempat wisata, tempat ibadah 5 agama (dok IYeeS) 
Pintu gerbang masuk ke tempat wisata, tempat ibadah 5 agama (dok IYeeS) 

Memasuki gerbang wisata, kita seolah bertamu ke sebuah rumah mewah yang unik dengan bermacam tempat ibadah. 

Rumah mewah ini adalah milik Mbah Ali Mursyid almarhum yang meninggal tahun 2007. Mbah Ali Mursyid tidak mempunyai keturunan. Kini rumah itu ditinggali oleh keponakan beliau yang bernama Ali Muslich. 

Bangunan rumah Mbah Ali Mursyid di bulakrejo, balerejo, Caruban. 
Bangunan rumah Mbah Ali Mursyid di bulakrejo, balerejo, Caruban. 

Dijelaskan Zaenuri Kepala desa Bulakrejo, Mbah Ali Mursyid adalah seorang tokoh agama. Ia pernah menimba ilmu di berbagai pondok pesantren di Indonesia, termasuk di Bangil, Pasuruan. Ali Mursyid juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Bulakrejo.

Sejenak mengamati, tepat di depan rumah, terdapat masjid kecil/ mushola yang masih dipergunakan sampai sekarang. 

Mushola (dok IYeeS) 
Mushola (dok IYeeS) 

Para bapak sabar menunggu ibu-ibu RT 11 yang sedang asyik berkeliling dan selfi (dok IYeeS) 
Para bapak sabar menunggu ibu-ibu RT 11 yang sedang asyik berkeliling dan selfi (dok IYeeS) 

Sedikit bergeser ke barat, terdapat makam Mbah Ali Mursyid yang boleh diziarahi siapapun asal tidak merusak  dan membantu menjaga tempat ini. 

Berbentuk bangunan unik, di dalam makam terdapat papan bertuliskan bahasa Arab. 

Sementara nisan Mbah Mursyid dibangun unik dengan tempelan kelereng yang menghasilkan karya seni yang unik dan indah. 

Nisan Mbah Ali Mursyid yang dibangun unik dengan tempelan kelereng yang yang tersusun indah dan rapi (dok IYeeS) 
Nisan Mbah Ali Mursyid yang dibangun unik dengan tempelan kelereng yang yang tersusun indah dan rapi (dok IYeeS) 

Masih menurut Zaenuri, Mbah Ali Mursyid dikenal sebagai paranormal yang bisa mengobati orang sakit. Tamu yang datang berobat berasal dari berbagai kalangan.

"Tamunya bermacam-macam. Ada masyarakat sekitar, pengusaha, pejabat berbagai daerah," Lanjut Zaenuri. 

Mereka yang sembuh, kemudian datang untuk menyumbang semen, pasir, dan material bangunan lainnya. Sebab inilah, pembangunan lima tempat ibadah dilakukan secara berkala.

Alasan di balik pembangunan 5 tempat ibadah itu dimungkinkan karena tamu Mbah Mursyid berasal dari berbagai latar agama yang berbeda. 

Seperti dikatakan, selain masjid/mushola, tempat ini juga terdapat gereja sebagai tempat ibadah umat Kristiani. 

Gereja, tempat ibadah umat Kristiani (dok IYeeS) 
Gereja, tempat ibadah umat Kristiani (dok IYeeS) 

Sementara beberapa puluh meter di dekatnya, juga terdapat pura. Tempat ibadah umat Hindu yang menjulang tinggi dengan puncaknya berupa simbol keagamaan agama Hindu. 

Pura, tempat ibadah agama Hindu (dok IYeeS) 
Pura, tempat ibadah agama Hindu (dok IYeeS) 

Tak jauh dari Pura, mungkin sekitar 10-20 langkah terdapat wihara. Tempat suci agama Buddha. Di tengahnya terdapat patung Sang Buddha Gautama. Penyebar agama Buddha. 

Patung Buddha (Sidarta Gautama) (dok IYeeS) 
Patung Buddha (Sidarta Gautama) (dok IYeeS) 

Berdekatan dengan wihara, terdapat klenteng dengan patung Dewi Kwan Im di dalamnya. Kuil Dewi Kwan Im ini melengkapi 5 tempat ibadah yang ada 

Kuil Dewi Kwan Im/Klenteng(dok IYeeS) 
Kuil Dewi Kwan Im/Klenteng(dok IYeeS) 

Lelah berkeliling, kita bisa menikmati keindahan kolam ikan nila yang terletak di tengah bangunan tempat ibadah 5 agama. 

Di tengah -tengah, terdapat kolam dengan banyak ikan di dalamnya(dok IYeeS)
Di tengah -tengah, terdapat kolam dengan banyak ikan di dalamnya(dok IYeeS)

Sambil refreshing bersama keluarga, pengunjung bisa memberi makan ikan. 

Pakannya disediakan di lokasi dengan berinfak 1000 perbungkus.

Pakan ikan tersedia di lokasi (dok IYeeS) 
Pakan ikan tersedia di lokasi (dok IYeeS) 

Tempat wisata ini ramah anak. Di samping sisi edukatif tentang bangunan tempat ibadah dan kerukunan beragama, Anak-anak juga bisa menghibur diri dengan memberi makan nila. 

Wisata edukasi sekaligus ramah anak. Memberi makan ikan bersama anak-anak (dok IYeeS) 
Wisata edukasi sekaligus ramah anak. Memberi makan ikan bersama anak-anak (dok IYeeS) 

Selain memberi makan ikan, di taman yang mengelilingi kolam, pengunjung juga bisa duduk santai sambil bercengkrama bersama keluarga, saudara bahkan tetangga. 

Duduk-duduk di Taman (dok IYeeS) 
Duduk-duduk di Taman (dok IYeeS) 

Di tengah kolam juga terdapat bangunan dengan furniture dari akar jati. Tapi tempat ini hanya boleh dilihat tapi tidak boleh masuk. 

Berfoto bersama di taman pinggir kolam (dok IYeeS) 
Berfoto bersama di taman pinggir kolam (dok IYeeS) 

Meski begitu, tetap saja pengunjung diperbolehkan masuk di atas jembatan, untuk berfoto maupun mengamati keindahan bangunan-bangunan yang mengelilingi kolam. 

Berfoto di jembatan bersama keluarga (dok IYeeS) 
Berfoto di jembatan bersama keluarga (dok IYeeS) 

Sepertinya sudah paripurna kita berkeliling di tempat wisata seluas 1,5 hektar ini. 

Ada satu hal yang biasanya sangat dicari dan dibutuhkan oleh para pengunjung. Apalagi yang datang dari jauh. Last but not least, adalah toilet! 

Toiletpun terlihat indah dan artistik (dok IYeeS) 
Toiletpun terlihat indah dan artistik (dok IYeeS) 

Kaki sudah lunglai, pandangan mata telah terpuaskan dan pengetahuan juga bertambah. Tiba-tiba gerimis menyapa. Kami berlarian menuju mobil sambil tak lupa singgah sejenak mengisi kotak amal. 

Tempat wisata ini gratis, hanya cukup membayar parkir dengan petugas yang siap memandu dan menerima pembayaran. 

Ayuk menuju destinasi selanjutnya, sebelum cuaca ekstrem kembali melanda. 

Terima kasih. 

Wassalam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun