Cuaca ekstrem akhir tahun ternyata sesekali masih terjadi sampai sekarang.Â
Kami, warga RT 11, terutama ibu-ibu harap-harap cemas. Kemarin seharian panas, Tiba-tiba sore hujan turun tiba-tiba dan sangat deras.Â
"Semoga hari ini tidak hujan! " Masing-masing berdoa dalam hati.Â
Kenapa? Kalau hujan banjir?Â
Tidak. Bukan itu alasannya. Itu karena di sabtu sore, kami merencanakan berwisata ke tempat ibadah 5 agama di Balerejo, Caruban. Sekaligus mengunjungi ibukota Kabupaten Madiun nun jauh di sana.Â
Alhamdulillah, saat ini cuaca terlihat cerah dan bersahabat.Â
Sehabis ashar, rombongan ibu-ibu RT 11 meluncur ke arah Caruban dengan 3 mobil.Â
Setelah sedikit tanya sana-sini, akhirnya sampai juga ke tujuan.Â
Memasuki gerbang wisata, kita seolah bertamu ke sebuah rumah mewah yang unik dengan bermacam tempat ibadah.Â
Rumah mewah ini adalah milik Mbah Ali Mursyid almarhum yang meninggal tahun 2007. Mbah Ali Mursyid tidak mempunyai keturunan. Kini rumah itu ditinggali oleh keponakan beliau yang bernama Ali Muslich.Â
Dijelaskan Zaenuri Kepala desa Bulakrejo, Mbah Ali Mursyid adalah seorang tokoh agama. Ia pernah menimba ilmu di berbagai pondok pesantren di Indonesia, termasuk di Bangil, Pasuruan. Ali Mursyid juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Bulakrejo.
Sejenak mengamati, tepat di depan rumah, terdapat masjid kecil/ mushola yang masih dipergunakan sampai sekarang.Â
Sedikit bergeser ke barat, terdapat makam Mbah Ali Mursyid yang boleh diziarahi siapapun asal tidak merusak  dan membantu menjaga tempat ini.Â
Berbentuk bangunan unik, di dalam makam terdapat papan bertuliskan bahasa Arab.Â
Sementara nisan Mbah Mursyid dibangun unik dengan tempelan kelereng yang menghasilkan karya seni yang unik dan indah.Â
Masih menurut Zaenuri, Mbah Ali Mursyid dikenal sebagai paranormal yang bisa mengobati orang sakit. Tamu yang datang berobat berasal dari berbagai kalangan.
"Tamunya bermacam-macam. Ada masyarakat sekitar, pengusaha, pejabat berbagai daerah," Lanjut Zaenuri.Â
Mereka yang sembuh, kemudian datang untuk menyumbang semen, pasir, dan material bangunan lainnya. Sebab inilah, pembangunan lima tempat ibadah dilakukan secara berkala.
Alasan di balik pembangunan 5 tempat ibadah itu dimungkinkan karena tamu Mbah Mursyid berasal dari berbagai latar agama yang berbeda.Â
Seperti dikatakan, selain masjid/mushola, tempat ini juga terdapat gereja sebagai tempat ibadah umat Kristiani.Â
Sementara beberapa puluh meter di dekatnya, juga terdapat pura. Tempat ibadah umat Hindu yang menjulang tinggi dengan puncaknya berupa simbol keagamaan agama Hindu.Â
Tak jauh dari Pura, mungkin sekitar 10-20 langkah terdapat wihara. Tempat suci agama Buddha. Di tengahnya terdapat patung Sang Buddha Gautama. Penyebar agama Buddha.Â
Berdekatan dengan wihara, terdapat klenteng dengan patung Dewi Kwan Im di dalamnya. Kuil Dewi Kwan Im ini melengkapi 5 tempat ibadah yang adaÂ
Lelah berkeliling, kita bisa menikmati keindahan kolam ikan nila yang terletak di tengah bangunan tempat ibadah 5 agama.Â
Sambil refreshing bersama keluarga, pengunjung bisa memberi makan ikan.Â
Pakannya disediakan di lokasi dengan berinfak 1000 perbungkus.
Tempat wisata ini ramah anak. Di samping sisi edukatif tentang bangunan tempat ibadah dan kerukunan beragama, Anak-anak juga bisa menghibur diri dengan memberi makan nila.Â
Selain memberi makan ikan, di taman yang mengelilingi kolam, pengunjung juga bisa duduk santai sambil bercengkrama bersama keluarga, saudara bahkan tetangga.Â
Di tengah kolam juga terdapat bangunan dengan furniture dari akar jati. Tapi tempat ini hanya boleh dilihat tapi tidak boleh masuk.Â
Meski begitu, tetap saja pengunjung diperbolehkan masuk di atas jembatan, untuk berfoto maupun mengamati keindahan bangunan-bangunan yang mengelilingi kolam.Â
Sepertinya sudah paripurna kita berkeliling di tempat wisata seluas 1,5 hektar ini.Â
Ada satu hal yang biasanya sangat dicari dan dibutuhkan oleh para pengunjung. Apalagi yang datang dari jauh. Last but not least, adalah toilet!Â
Kaki sudah lunglai, pandangan mata telah terpuaskan dan pengetahuan juga bertambah. Tiba-tiba gerimis menyapa. Kami berlarian menuju mobil sambil tak lupa singgah sejenak mengisi kotak amal.Â
Tempat wisata ini gratis, hanya cukup membayar parkir dengan petugas yang siap memandu dan menerima pembayaran.Â
Ayuk menuju destinasi selanjutnya, sebelum cuaca ekstrem kembali melanda.Â
Terima kasih.Â
Wassalam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H