"Ayok! " Ajakku padamu.Â
Kau mengikutiku dengan sedikit ragu. Pandanganmu menyapu lapak kecil dan mungkin kumuh dalam anggapanmu.Â
"Apa ini? " Tanyamu heran. Ya Allah, masa' kamu tak kenal kuliner kesukaanku ini, suara hatiku heran padamu.Â
"Tahu Tepo! " Sudah, ngikut saja, " Jawabku.Â
"Tahu Tepo 2 Pak! " Aku memesan pada Pak penjual tahu Tepo yang dengan sigap mengulek bumbu tahu Tepo.Â
"Yang pedas ya, Pak! " Tambahku lagi.Â
Dua porsi tahu tepo sudah tersedia di hadapan kita.Â
Langsung kusantap dengan lahap, sementara kamu masih ragu-ragu, menyendok sedikit demi sedikit, tapi tiba-tiba matamu bersinar, dan bibirmu tersenyum.Â
Seperti diriku, kaupun ikut lahap menyantap tahu Tepo buatan Pak Sarwo dengan lahap.Â
Tahu tepo Pak Sarwo memang banyak penggemarnya. Bumbu yang diulek asal justru menyuguhkan sensasi unik dan khas.
Dengan bumbu minimalis cabe rawit dan bawang putih yang diuleg, disiram air gula merah dan kecap menghasilkan bumbu yang pas untuk membumbui potongan tahu, irisan kol, dan tauge ditambah potongan tepo.Â
Terakhir diberi kacang tanah goreng dan irisan daun bawang pre.Â
"Sini, pancingmu kukasih umpan! " Kuraih mata kailmu dan kuberi umpan cacing.Â
Kail untuk memancing belut ini relatif sangat sederhana. Hanya berupa mata kail, yang diberi tali senar yang dipilin panjang.Â
Cara memancingnya, mata kail dimasukkan lobang sarang belut, kemudian tali senarnya dipilin-pilin  sambil didorong masuk ke lobang belut.Â
Jika lobang itu ada belutnya, maka umpan akan disambar dan talinya terliat melesak ke dalam karena ditarik sang belut.Â
Jika dirasa umpan telah dimakan, tahan kail dengan memegang erat tali senar, jgn sampai kendor, maka mata kail akan nyangkut di mulut belut.Â
Kutahan pancingku perlahan. Ketika kurasa sudah nyangkut di mulut belut, langsung kutarik dengan sedikit kusentak.Â
"Horeee..!!! Seekor pelus menggelantung di kailku. Segera kutangkap dan kupencet kepalanya agar tidak terlalu licin seperti bagian tubuh yang lain.Â
" Ularrr...! " Kamu tersentak kaget dan berlari di atas pematang. Apesnya keseimbangan tubuhmu  hilang, dan kamu sukses jatuh ke sawah, sehingga tubuhmu terbenam.Â
Aku tertawa, tapi kamu merajuk dan pergi dariku pulang tanpa pamit. Kata maafku tak kamu hiraukan.Â
Sejak itu kamu mendiamkanku, dan tak mau menemuiku lagi.Â
Monik melahap tahu tepo kesukaannya. Ada rasa yang diam-diam menjalar hangat saat kenangan masa SMP itu kembali bermain di benaknya.Â
Tahu tepo dan Daffa. Cowok anak mami itu sebenarnya menempati ruang istimewa di hatinya.Â
Sungguh menarik menggoda cowok yang tahu tepo saja tak tahu, memancing belut dikira ular. Cowok yang mengenaskan sekaligus menggemaskan untuk diisengi.Â
"Sekarang kamu di mana Daffa? "
Monik memandang sekeliling. Resto ini entah kenapa selalu mengingatkannya pada Daffa. Suasana yang romantis dan lembut sangat identik dengan cowok itu. Berlainan dengan dirinya yang cenderung tomboy dan sporty.Â
Mungkin karakter yang tertukar bagi dirinya dan Daffa. Daffa yang cowok berkarakter  sensitif dan halus. Sedang dirinya yang cewek justru acuh dan sedikit urakan.Â
Monik menikmati tahu tepo yang dikemas menarik dan disajikan di resto yang cukup terkenal seperti ini.Â
Mengangkat makanan tradisional lebih berkelas, dan geliat UMKM yang menggembirakan. Salah satu kiat UMKM Hadapi Resesi.Â
Resto M n D ini sungguh rekomended. Monik menghabiskan suapan terakhir tahu teponya penuh perasaan. Hari ini adalah hari bersejarah baginya.Â
Di sampingnya, Rio juga diam. Suasana hening. Rio sedang menunggu keputusannya. Monik sangat ingin menerima lamaran Rio. Cowok itu baik dan mapan.Â
Tapi sudut hatinya masih terisi oleh Daffa. Cowok itu yang memperkenalkan rasa unik, selezat tahu tepo dan menyelimuti nya dengan hembusan hormon endorfin dan dopamin yang membuatnya bahagia, meski diakhiri dengan tonjokan rasa yang begitu pedas, tetap ada manis-manisnya.Â
"Maafkan aku, Rio. " Aku masih belum bisa memberi keputusan padamu, "Monik berbisik pada Rio di sampingnya. Yang tersenyum maklum dan dewasa.Â
Sampai mereka keluar dari restoran itu, Monik masih terus teringat akan banyak kenangan manis bersama Daffa.Â
Laki-laki bermasker itu menghampiri meja kasir. Dia adalah Daffa, pemilik resto M n D yang diambil dari namanya dan nama teman SMP yang sampai sekarang selalu mengisi setiap relung di hatinya.
 Dia selalu menyembunyikan diri dari cewek itu untuk suatu saat memberi surprise padanya dengan resto tahu teponya.Â
Tapi dia terlambat. Ditatapnya nanar kepergian cewek itu bersama kekasihnya.Â
"Monik.... ! " Desisnya lemas. Dadanya terasa sakit, seperti rasa pedas tahu tepo yang saat itu membuatnya mengeluarkan air mata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H