Kembali ke demokrasi yang sedang kita bicarakan, bahwa demokrasi yang berarti pemerintahan oleh rakyat, tidak akan bisa berjalan dengan baik bila tidak diikuti dengan sarana dan prasarana yang berwujud material dan spiritual.Â
Sehingga kita bisa menjelaskan, bahwa demokrasi tanpa Islam adalah kelumpuhan. Is lame, bisa berarti kelumpuhan dan bisa berarti berjalan sangat lama.Â
Tapi sebaliknya, Demokrasi yang beriringan dengan Islam akan menjadi obor, penerang, lampu. Sehingga bisa kita artikan Islam adalah Is lamp.Â
Islam akan menerangi demokrasi sehingga bisa jelas melihat ke mana jalan yang harus ditujunya, tapi bukan berarti kita harus menghidupkan lampu dip sepeda motor di siang hari, sehingga keadaan yang sudah terang justru membuat lampu itu tak kelihatan manfaatnya, bahkan bayangannya sekalipun karena tertutup oleh terangnya alam.Â
Kalau cuaca berkabut, barulah kita beramai-ramai menghidupkan lampunya, sehingga dari jarak jauhpun kita sudah bisa melihat, bahwa di samping kita juga banyak sepeda motor, mobil, truk, bis, bahkan tronton sekalipun, yang apabila kita mengendara dalam kegelapan,maka lampu akan menjadi sangat berharga dan bersinar terang sehingga membuat kita lebih berhati-hati dalam mengemudi.
Islam yang diciptakan Allah Subhanahu wa taala akan menjadi rahmatan lil alamin bagi seluruh alam, maka ketika Islam sudah berhasil menjadi obor atau penerang, maka Islam akan menjadi suatu arena balap. Is slam.Â
Arena balap itu adalah kehidupan manusia, Sedang apabila kita melaksanakan sholat wajib 5 waktu, maka kita akan terbiasa menjalankan ibadah dengan teratur, maka kehidupan kitapun menjadi teratur dan terencana.Â
Dalam shalat fardlu, surat  yang wajib kita baca adalah Al fathihah, yang di dalamnya terkandung petunjuk untuk menjalani kehidupan.Â
Setelah  ayat-ayat yang terdapat dalam Surat Al fathihah telah menyatu dalam kehidupan kita, maka surat yang disunnahkan untuk dibaca adalah  yang pertama surat Al Kafirun tentang keyakinan yang kita anut, sesuai tauladan yang diberikan Rasulullah SAW, dan surat yang kedua adalah Al Ikhlas, yang berisi ketauhidan, keyakinan akan Allah yang maha Esa.Â
 Maka jika kehidupan demokrasi kita tak lepas dari agama dan ketauhidan, maka demokrasi itu sudah siap dijalankan. Sedang berhasil atau tidaknya demokrasi dijalankan hanyalah Allah yang berhak menentukan, sedang kita hanya bisa berusaha.
Akhirul kalam, Wabillahi taufiq Wal hidayah,
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh........