Suamiku bertanya pada seorang lelaki yang sedang bermain bersama anaknya di halaman rumah, tempat sepeda motor berhenti karena buntu di halaman rumah orang, hihihi..Â
"Oh, Sendang Lawe jalan yang sana Pak. Bukan sini. Kalau sini buntu, ini sudah mentok, jawab lelaki itu sambil tertawa geli.Â
Berbalik dan muter lagi deh. Ngikut aja, aku kan cuma nemplok di boncengan.Â
Ternyata jalannya memutar-mutar di bawah jalan utama. Memandang ke atas adalah hutan jati milik perhutani, di bawah ladang dan sawah milik penduduk. Andai jalan pintas lurus dari hutan mahoni, pastilah lebih dekat, tapi yang di atas adalah lahan milik perhutani. Jadi kami harus puas melewati jalan memutar untuk lewat jalan bawah.Â
Akhirnya sampai juga ke lokasi. Saya memilih turun dari  boncengan dan berjalan kaki. Jalannya bisa dilalui sepeda motor, tapi sempit dan agak tinggi.Â
Lokasi Sendang cukup rindang dengan persawahan di sekitar nya.Â
Kemungkinan tempat ini pernah nyaris dibangun tempat wisata. Tapi mungkin belum ada investor yang bersedia menanamkan modal, atau hutan ini sengaja dipergunakan sebagai resapan air sehingga tidak jadi dibangun tempat wisata, saya kurang paham.Â