"Ooo.. Ini sudah naik lagi. Sebelum BBM naik sempat turun 24.500, terus 25.000, sekarang sudah naik jadi 26 ribu. Saya kulakan setiap hari, jadi paham harga telur, " Ini beli cabe rawit, setengah ons 3 ribu. Biasanya seribu boleh! " Si ibu memamerkan sebungkus kecil cabe rawit lalap.Â
"Oh, gitu ya Bu? " Ya sudah, terimakasih. Monggo! " Saya melanjutkan belanja ke tempat lain. Dipesenin suami buat beli persediaan obat dan vitamin. Katanya vitamin E nya habis. Minta dibelikan. Biar awet muda, katanya. Haa.. Genit dah!Â
Ke pasar dulu. Agak lega, ternyata harga tahu dan tempe normal. Ukuran juga tetap. Tahu 5 ribu masih tetap 3 biji. Dan tempe 1 papan masih 2 ribu. Hehehe..Â
Dari apotek ke grosir. Beli kebutuhan bulanan. Sepertinya harga-harga masih normal. Entah beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan ke depan.Â
Harga beras sepertinya naik tipis-tipis. Biasanya sekitar 9 ribu sampai 9500 perkilo, sekarang 9750. Kalau di luar grosir mungkin sudah mencapai 10 ribu untuk beras kualitas sedang.Â
Habis belanja dari grosir, jadi ingat kalau persediaan buah habis(masih, sih. Tapi tinggal sedikit. Anggap saja habis, hihihi..)Â
"Jeruk sekilo berapa? "
"18 ribu, " Jawab asisten pemilik kios buah.Â
"Yuh, mahal amat! " Kemarin cuma 16 ribu(Sebelumnya aku beli cuma 16 ribu per kilo. Padahal jeruknya jauh lebih bagus. Tapi bukan di kios ini, hihihi)Â
" Sekarang apa-apa naik, " Jawabnya. Jawaban standar para pedagang kalau dibilang dagangannya mahal, "