Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sarlondo dan Ketemu Konco Lawas

5 September 2022   12:03 Diperbarui: 5 September 2022   20:22 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini kenapa dinamai Sarlondo sih, Pak? " Tanyaku pada Pak Fajar yang bergabung bersama kami. 

"Sarlondo itu berasal dari kata Pasar Londo. Awalnya Sarlondo itu di dekat puskesmas. Itu banyak penduduk asli pada jaman penjajahan dulu, menjual bubur candil, bubur sumsum di dekat puskesmas itu. Nah, pembelinya rata-rata londo (Belanda) yang saat itu masih menjajah Indonesia. 

Ternyata londo-londo itu suka kuliner bubur yang banyak dijual penduduk asli. Makanya pasar nostalgia itu kita hidupkan kembali. 

Berhubung di dekat puskesmas tempatnya tidak memungkinkan, jadi dipindah ke sini. 

"Oh,..! " Saya manggut-manggut. Ternyata begitu ceritanya. 

Bandrek (dokpri by IYeeS) 
Bandrek (dokpri by IYeeS) 

Saya kembali asyik menikmati bandrek sementara Pak Fajar mengobrol bersama suami. 

Bandrek ini terdiri dari minuman manis berkuah santan rasa jahe, dengan isi ketan putih, kacang ijo, mutiara, roti tawar, dan kacang bawang. 

Enak dan mengenyangkan. Makanan asli Indonesia yang seperti nya perlu juga di daftarkan ke UNESCO. Hehehe..

Suami memilih wedang angsle  saya memilih bandrek. Sama-sama berupa minuman rasa jahe. (Dokpri by IYeeS) 
Suami memilih wedang angsle  saya memilih bandrek. Sama-sama berupa minuman rasa jahe. (Dokpri by IYeeS) 

Suami saya memilih wedang angsle. Wedang ini merupakan wedang jahe gula merah dengan tambahan SKM. Minuman tradisional yang tak kalah lezat. Di HUT 77 RI ini, tak ada salahnya membayangkan Para londo menikmati kuliner rakyat sambil mendengar lagu-lagu hiburan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun