Saat itu si sulung yang aktivis kemahasiswaan protes, karena nilai hasil semester belum keluar, kok sudah disuruh membayar UKT.Â
Akhirnya disuruh mendaftar beasiswa. Tapi saat tahu si sulung masuk lewat jalur mandiri dengan uang UKT tertinggi, tidak jadi diusulkan beasiswa. Sebab beasiswa biasa diberikan kepada mahasiswa bidik misi yang membawa surat keterangan tidak mampu dari desa. Bukan untuk mahasiswa berprestasi.Â
Itu juga pernah terjadi saat saya kuliah dan mendaftar beasiswa. Meski IPK berkisar di 3,5, namun tidak lolos seleksi beasiswa, karena kedua orangtua saya PNS dan saat itu golongan sekitar III/ c atau d sudah dianggap tinggi. Tidak seperti sekarang, bahkan guru golongan IV/c seperti suami saya pun sudah biasa dan banyak jumlahnya.Â
Yang lebih mencederai perasaan, ada yang IP-nya cuma 2,9 dan 3 lebih sedikit, ke kampus naik motor, bahkan ada yang bawa mobil, tapi mendapat beasiswa. Sedang saya yang ke kampus jalan kaki dari tempat kos justru dianggap mampu karena kedua orangtua sama-sama PNS.
Padahal saat itu saya dan kedua adik saya kuliah di luar kota semua. Tapi tidak ada pertimbangan untuk itu. Ya sudah, saya tidak pernah tertarik lagi pada yang namanya beasiswa.Â
Akhirnya saya tidak pernah mendapat beasiswa dan mengubah pandangan saya tentang beasiswa yang sering diceritakan ibu sebagai penghargaan pada anak berprestasi. Tapi berubah menjadi beasiswa adalah bantuan untuk keluarga tak mampu.Â
Lain lagi si bungsu. Dia pernah mendapat beasiswa PPA, meski dia juga masuk lewat jalur mandiri.Â
Di kampusnya, beasiswa PPA tidak harus memakai surat keterangan tidak mampu, tapi sepenuhnya berdasarkan IPK. Saat itu kembali pandangan saya berubah. Ternyata ada juga kampus yang menghargai prestasi mahasiswanya  tanpa embel-embel tidak mampu.Â
Mengingat beasiswa tidak diberikan pada semua mahasiswa, lebih baik memikirkan biaya kuliah secara normal.
Si bungsu sebenarnya juga diterima di sebuah Politeknik di Jawa Tengah, sekolah vokasi D4 jurusan rekayasa otomotif. Jurusan yang disukai juga oleh si bungsu, tapi UKT-nya tinggi, dan ada uang sumbangan pembangunan yang lumayan besar untuk keluarga yang berpenghasilan tunggal seperti keluarga kami.Â