Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Misteri Grebeg Suro, Legenda Reog dan Wisata Budaya

24 Juli 2022   12:16 Diperbarui: 25 Juli 2022   01:31 3815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penari jathilan dalam kesenian reog (foto : Facebook reog Ponorogo) 

Pasca covid, Kabupaten Ponorogo kembali berbenah dan menyelenggaran Grebek Suro. 

Perhelatan bertajuk Grebeg Suro Ponorogo ini berlangsung mulai tanggal 21 Juli sampai 10 Agustus 2022.

Grebeg Suro (dokpri) 
Grebeg Suro (dokpri) 

Baca juga: Malam 1 Suro

Sabtu kemarin saya mendatangi alun-alun Ponorogo, tapi karena datangnya siang hari, kemeriahan acara tidak terlihat. 

Alun-alun dipenuhi lapak-lapak pedagang, tapi yang buka rata-rata lapak kuliner. 

Salah satu lapak kuliner di alun-alun Ponorogo (dokpri) 
Salah satu lapak kuliner di alun-alun Ponorogo (dokpri) 

Acara tahunan yang merupakan peringatan hari jadi Ponorogo dan menyambut bulan Suro ini telah dibuka pada Jumat malam yang lalu. 

Meriahnya pembukaan grebeg Suro Ponorogo 2022 ditandai dengan membakar kembang api (Facebook wisata Ponorogo) 
Meriahnya pembukaan grebeg Suro Ponorogo 2022 ditandai dengan membakar kembang api (Facebook wisata Ponorogo) 

Untuk pertunjukan reog disediakan panggung besar dengan sekelilingnya berpagar dan ada gapura pintu masuk. 

Di depan panggung ditata kursi-kursi penonton. Untuk menyaksikan pertunjukan budaya dan reog, pengunjung ditarik karcis masuk sebesar 10 ribu yang akan masuk dalam kas daerah. 

Dalam acara Grebeg Suro ini, acara yang akan ditampilkan antara lain :

1. Festival Reog Mini  

2. Festival Nasional Reog Ponorogo 

3. Ponorogo Kreatif Festival 

4. Kirab Pusaka

5. Larung Sesaji 

6. Parade Reog Obyog 

7. Parade Bujang Ganong & Tari Sufi

Panggung pentas reog dan budaya Ponorogo 2022 (dokpri) 
Panggung pentas reog dan budaya Ponorogo 2022 (dokpri) 

Dalam panggung pertunjukan akan dipentaskan tari reog Ponorogo yang melegenda dan mendunia karena pernah diklaim oleh negara sebelah. 

Syahdan, seni reog ini mengangkat cerita negeri Bantar Angin (sekarang Ponorogo), Dewi Songgolangit yang namanya diabadikan sebagai nama pasar di Ponorogo, dan Kelana Swandana. 

Ceritanya begini :

Reog Ponorogo (dokpri) 
Reog Ponorogo (dokpri) 

Raja Kerajaan Kdiri, mempunyai putri yang sangat cantik bernama Dewi Songgolangit. Sudah tak terhitung pangeran dari berbagai Kerajaan yang melamarnya, tapi Dewi Songgolangit selalu menolaknya. 

Hal ini tentu saja membuat sang Raja galau dan mengutus putranya, Pangeran Pujang Anom untuk menyelesaikan masalah ini. 

Jika Dewi Songgolangit terus menolak, Sang Raja khawatir Kerajaan nya akan terancam oleh Kerajaan-kerajaan yang lamarannya ditolak. 

Pangeran Pujang Anom berkelana dan sampai ke negeri Bantar Angin. Atas kecakapannya, Pangeran Pujang Anom diangkat menjadi patih oleh Raja Bantar Angin yang bernama Kelana Swandana. 

Pujang Anom mengganti namanya menjadi Bujang Ganong. Kemudian mengusulkan pada Raja Kelana Swandana untuk melamar putri Kediri, Dewi Songgolangit. 

Raja Kelana Swandana menyetujui usul Patih Bujang Ganong, dan mengutusnya  untuk melamar Dewi Songgolangit. 

Agar tidak diketahui Rakyat Kediri, Patih Bujang Ganong menyamar menggunakan topeng berwajah kocak  dengan gigi tonghos, wajah merah dan rambut gondrong. 

Raja Kediri yang mengenali putranya segera meminta Dewi Songgolangit untuk menerima lamaran itu. 

Dewi Songgolangit yang jaim, meski percaya kakaknya telah memilihkan jodoh yang tepat untuk dirinya, kemudian mengajukan syarat, yaitu :

1. Mengadakan pertunjukan yang belum pernah ada di negeri ini. 

2. Pertunjukan itu harus diiringi oleh 140 penunggang kuda kembar. 

3. Mereka harus membawa seekor binatang berkepala dua. 

Penari jathilan dalam kesenian reog (foto : Facebook reog Ponorogo) 
Penari jathilan dalam kesenian reog (foto : Facebook reog Ponorogo) 

Patih Bujang Ganong segera pulang ke Kerajaan Bantar Angin dan membantu mempersiapkan syarat yang diminta Dewi Songgolangit. 

Untuk syarat pertama, Patih Bujang Ganong menyanggupi akan mengadakan pertunjukan yang diminta. Dengan topeng yang dipakainya, Patih Bujang Ganong memikirkan apa yang akan dilakukannya. 

Sedang syarat kedua, Patih Bujang Ganong memilih putri-putri tercantik di seluruh negeri dan dinaikkan ke punggung kuda berjumlah 140.

Syarat ketiga agak sulit dilaksanakan, tapi Patih Bujang Ganong meminta Prabu Kelana Swandana untuk membawa 2 ekor merak peliharaan nya. 

Patih Bujang Ganong berjanji akan membujuk Dewi Songgolangit menerima persyaratan yang dibawa Raja Kelana Swandana. 

Maka berangkatlah arak-arakan Kerajaan yang membawa persyaratan yang diminta Dewi Songgolangit. 

Prabu Kelana Swandana juga diikuti dan diantar oleh para pengawal andalannya yang berbaju hitam, celana hitam komprang, dan kaos belang-belang putih merah. Mereka bersenjatakan pecut. 

Para pengawal Raja Kelana Swandana itu biasa disebut Warok. 

Sampai  di tengah hutan, rombongan dicegat oleh Raja Singobarong yang juga berniat memperistri Dewi Songgolangit. 

Prabu Singobarong menjelma menjadi singa dan menyerang pasukan Raja Kelana Swandana. 

Raja Kelana Swandana kalah oleh kesaktian Raja Singobarong. Dua ekor merak kesayangannya dilepas agar lebih leluasa menghadapi serangan singa. 

Merak yang dilepas justru melayang naik ke kepala Singabarong. 

Merak itu mematuki kutu yang selama ini mengganggu kenyamanan singabarong. 

Kutu-kutu yang telah dipatuk, membuat Singabarong jinak dan terlena. 

Raja Kelana Swandana yang merasa Singabarong mulai melunak, segera mengeluarkan pecut andalannya yang bernama Pecut Samandiman. 

Singabarong terkulai lemah dan menyatu dengan merak kesayangan Prabu Kelana Swandana. 

Untuk melanjutkan perjalanan, Patih Bujang Ganong segera memanggul Singobarong yang telah menyatu dengan merak yang bertengger di atasnya. 

Sampai di Kerajaan Kediri, Dewi Songgolangit yang melihat ketampanan Prabu Kelana Swandana, langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Patih Bujang Ganong yang tahu kalau adiknya jatuh cinta pada Raja Kelana Swandana, girang bukan main. Dia menari-nari kegirangan dan berjumpalitan dengan tetap memanggul Singabarong dan merak yang bertengger di atasnya. 

Tanpa sadar, Patih Bujang Ganong telah memenuhi persyaratan Dewi Songgolangit yang meminta pertunjukan yang belum pernah ada, sekaligus binatang berkepala 2. Sedang syarat kedua sudah dipenuhi oleh Raja Kelana Swandana. 

Akhirnya Dewi Songgolangit menikah dengan Raja Kelana Swandana. 

Patih Bujang Ganong semakin girang segera menari-nari diikuti para warok dan putri kembar berkuda, yang kemudian disebut sebagai penari jathilan.

Patung Singa di areal Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo (dokpri) 
Patung Singa di areal Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo (dokpri) 

Demikian asal-usul reog Ponorogo. 

Dalam versi lain, selama pemerintahan Prabu Brawijaya V, ada seorang prajurit kepercayaan nya bernama Ki Ageng Kutu yang membelot karena tak setuju Prabu Brawijaya menikahi Putri Campa. 

Ki Ageng Kutu membuka padepokan, dan sering berkeliling mempertunjukan tarian yang disebut reog. 

Di situ ada penggambaran seekor Harimau yang ditunggangi merak. Diduga ini merupakan sindiran utuk Prabu Brawijaya V yang tunduk pada seorang wanita yang dinikahinya. 

Demikian cerita reog dengan versi berbeda. Semoga memperluas wawasan  pembaca dan kompasianers tentang reog Ponorogo. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun