Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Legenda Dawet Jabung dan Warok Suromenggolo

22 Juli 2022   19:12 Diperbarui: 22 Juli 2022   19:13 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dawet Jabung ponorogo (Foto : Facebook Semua Tentang Ponorogo) 

Kemarin saya sudah menulis bermacam dawet, di antaranya dawet Jabung. 

Tapi tahu nggak, di balik dawet Jabung yang viral, ternyata ada legenda yang membuat dawet Jabung begitu dikenal dan bisa menjadi mata pencaharian penduduk Desa Jabung, Kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo. 

Konon, Dawet Jabung begitu berkah dan membuat warga Jabung bisa hidup berkecukupan dengan berjualan dawet karena kata-kata bertuah yang diucapkan oleh Warok Suromenggolo sebagai balas budi pada Ki Jabung yang telah menyelamatkan nyawanya. 

Dawet Jabung (Foto : Facebook dawet Jabung) 
Dawet Jabung (Foto : Facebook dawet Jabung) 

Ceritanya begini :

"Auwwwhhh.. ! Warok Suromenggolo berguling-guling dengan sekujur tubuh terbakar karena serangan Ilmu kanuragan yang dilontarkan Jin penunggu Gunung Dloka. 

Jin Sakti yang sangat jahat itu adalah Jin Klenthing Mungil  dan Jin Gentho. 

Keduanya telah berbuat onar di Wilayah Kabupaten Ponorogo yang dipimpin oleh Bathoro Katong. 

Bathoro Katong adalah Bupati pertama Ponorogo, yang juga merupakan putra dari Prabu Brawijaya V. 

" Tamatlah Riwayatku kali ini, "

Warok Suromenggolo, sebagai orang kepercayaan Bathoro Katong termasyur sakti mandraguna pilih tanding. 

Tapi kali ini dirinya betul-betul tak berdaya. Ajian Dawet upas yang ditujukan padanya membuat sekujur tubuhnya melepuh. 

Ajian dawet upas berbentuk cendol dawet yang terbuat dari mata manusia itu sangat mengerikan. 

Warok Suromenggolo merintih kesakitan, tergeletak tak berdaya dalam rasa sakit yang parah. 

Tepat saat itu, dirinya ditemukan oleh seorang penggembala Sapi bernama Ki Jabung. 

Ki Jabung selain penggembala sapi, juga seorang pembuat dawet. 

Sesungguhnya Ki Jabung adalah seorang pendekar sakti yang mengasingkan diri dan memilih hidup di desa. 

Saat melihat kondisi tubuh Warok Suromenggolo, dia langsung mengerti  bahwa sang Warok telah terkena ajian Dawet upas. 

Dengan cekatan, dibuatnya ramuan penangkal ajian dawet upas yang berupa cendol dawet. 

Ramuan dawet itu diguyurkan ke sekujur tubuh Warok Suromenggolo yang berangsur-angsur membaik dan pulih kembali kondisinya. 

Bahkan Ki Jabung telah mengajarkan Ajian dawet Jabung untuk melawan kesaktian ajian dawet upas. 

"Jin Klenting, Jin Gentho, keluar kalian. 

Lawan aku! " Selama kalian mengganggu ketentraman dan menebar kekacauan, kalian harus dimusnahkan! "

"Ha.. Ha.. Ha... Manusia tak tahu diuntung. Masih bagus kowe masih hidup. Aku sudah mengampunimu. Tapi malah kutuk marani sunduk! Mendatangi pengapesanmu! "

"Terimalah ajian dawet upas ini...! "

Selarik cahaya jingga memancar dari tangan Jin Klenthing, sementara Jin Gentho bersorak-sorak dan tertawa di belakang Jin Klenthing. 

Sontak hawa panas memancar, tapi kali ini Warok Suromenggolo tak mau kalah. Difokuskan kekuatan nya di tangan, dan dilontarkankan ajian dawet Jabung yang telah diajarkan oleh Ki Jabung. 

Hawa sedingin es memancar dari tangannya. Dua cahaya berlawanan itu bertemu di udara. Menimbulkan ledakan dasyat dan goncangan luar biasa. 

Jin Klenthing dan Jin Gentho terlempar dan membeku jadi es batu. Tubuhnya keras dan kaku selamanya, kemudian pecah berkeping-keping menjadi es batu kecil-kecil. 

Menyempurnakan ajian dawet Jabung yang dimiliki Warok Suromenggolo. Sekaligus menyempurnakan ramuan dawet jabung hasil racikan Ki Jabung. 

Kini ramuan itu menjadi minuman segar yang terkenal dengan nama dawet Jabung.

Warok Suromenggolo mengajak Ki Jabung menghadap Prabu Bathoro Katong, tapi Ki Jabung menolak. Dia sudah tidak berminat menikmati kesenangan duniawi. Dia hanya ingin menikmati hidup damai di Desa Jabung. 

Akhirnya Warok Suromenggolo bersabda, mulai hari itu, masyarakat desa Jabung tidak akan pernah kekurangan sandang pangan dan papan yang nyaman. Dawet Jabung akan menjadi sumber mata pencaharian mereka. 

Ki Jabung pun tak keberatan berbagi keahlian membuat dawet Jabung pada semua penduduk desa Jabung. 

Mereka berpesta. Gadis-gadis menyajikan dawet Jabung dengan mangkok yang diberi tatakan. 

Jika ada lelaki yang berniat memperistri nya, maka dia akan mengambil mangkok dawet dari gadis yang disukainya bersama tatakannya. 

Jika sang gadis setuju dan Sama-sama menaruh hati, maka tatakannya akan diserahkan. 

Awas, kalau tidak ingin menikahi yang menyajikan, jangan ambil tatakannya ya... (Foto : Facebook dawet Jabung) 
Awas, kalau tidak ingin menikahi yang menyajikan, jangan ambil tatakannya ya... (Foto : Facebook dawet Jabung) 

Bila si gadis menolak, tatakannya akan tetap dipegang erat, dan sang lelaki tidak boleh memaksa. 

Itulah asal mula tradisional unik mengambil tatakan dawet Jabung. 

Tapi itu sekedar kisah dan legenda dawet Jabung, boleh percaya, boleh tidak. 

Terima kasih, semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun