Akhirnya Warok Suromenggolo bersabda, mulai hari itu, masyarakat desa Jabung tidak akan pernah kekurangan sandang pangan dan papan yang nyaman. Dawet Jabung akan menjadi sumber mata pencaharian mereka.Â
Ki Jabung pun tak keberatan berbagi keahlian membuat dawet Jabung pada semua penduduk desa Jabung.Â
Mereka berpesta. Gadis-gadis menyajikan dawet Jabung dengan mangkok yang diberi tatakan.Â
Jika ada lelaki yang berniat memperistri nya, maka dia akan mengambil mangkok dawet dari gadis yang disukainya bersama tatakannya.Â
Jika sang gadis setuju dan Sama-sama menaruh hati, maka tatakannya akan diserahkan.Â
Bila si gadis menolak, tatakannya akan tetap dipegang erat, dan sang lelaki tidak boleh memaksa.Â
Itulah asal mula tradisional unik mengambil tatakan dawet Jabung.Â
Tapi itu sekedar kisah dan legenda dawet Jabung, boleh percaya, boleh tidak.Â
Terima kasih, semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H