Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Provinsi Blambangan dan Legenda Damar Wulan

14 Juli 2022   14:02 Diperbarui: 14 Juli 2022   14:46 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdialog dengan salah satu sesepuh Suku Osing, penduduk asli blambangan(dokpri) 

"Doakan aku Diajeng Anjasmoro. Setelah aku berhasil melaksanakan tugas ini, aku akan diangkat jadi prajurit, dan Paman akan menikahkan kita, Diajeng, "

" Doaku menyertaimu. Hati-hati Kakang Damar..! " Anjasmoro melepas kepergian Damar Wulan dengan berat hati, tapi semua itu demi mewujudkan keinginan dan kebahagian mereka berdua juga. Anjasmoro tak bisa mencegah, meski diam-diam butiran bening meleleh di pipinya. 

Desa wisata osing, tempat Suku Tengger dan Suku Osing bermukim di banyuwangi (blambangan) (dokpri) 
Desa wisata osing, tempat Suku Tengger dan Suku Osing bermukim di banyuwangi (blambangan) (dokpri) 

Di Kaputren Blambangan, Waita dan Puyengan, kakak beradik yang diperistri oleh Minak Jinggo secara paksa sedang beristirahat. Tiba-tiba Waita menjerit, tapi Puyengan segera menutup mulut kakaknya. Tanpa diketahui kapan datangnya, di hadapan mereka berdiri lelaki gagah rupawan. 

Lancang sekali laki-laki itu berani masuk ke kaputren. Tapi sejak pandangan pertama, Waita dan Puyengan telah terpesona oleh ketampanan Damar Wulan. 

Apalagi ketika gayung bersambut, Damar Wulan juga tertarik pada kedua wanita cantik itu, dan bersedia memperistrinya serta membebaskan dari kekuasaan Minak Jinggo. 

Syaratnya, mereka harus bisa menyerahkan pusaka gada wesi kuning milik Minak Jinggo pada Damarwulan. Waita dan Puyengan menyanggupinya. 

Minak Jinggo terkantuk-kantuk ditemani kedua istrinya yang cantik. 

"Punggung kananku, Waita...! " Enak sekali pijitanmu! "

"Puyengan, kamu pijit pahaku! "

"Sendika dawuh, kangmas.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun