Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hening Dalam Riuhnya Malam

1 Juli 2022   05:16 Diperbarui: 1 Juli 2022   08:57 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah, " Ibu mengangguk lagi.

"Ibu sudah berdoa untuk kesembuhan, kan? "

"Sudah, " Kali ini jawaban Ibu pelan dan lirih. 

"Apalagi? " 

Kita sudah mengambil peran yang diberikan oleh Sang Dalang kehidupan. Cukup tunduk dan pasrah, bagaimana Dia memainkan peran kita, " 

Meira mencium kening ibu. 

Ibu mulai memejamkan mata kembali. Pelan-pelan cuaca berubah sejuk. 

Suara lantunan ayat-ayat suci berkumandang dari masjid. Menandakan waktu sudah berganti hari memasuki dini hari. 

Meira  masih mengelus-elus punggung ibu, dan mengayun-ayun pelan kipas anyaman bambu, sampai tangannya terkulai, dan kipas jatuh ke kolong tempat tidur. Hatinya terus berdzikir dan memohon pada penguasa sekalian alam. 

Pelan-pelan bayangan hitam itu menjauh, luruh, dan perlahan menghilang seperti liukan asap yang mengepul dan hilang bersama angin malam. 

Bayangan buruk itu akan menghantui hati yang yang dipenuhi keinginan ragawi semata. Karma mungkin akan menyambut takdirnya dalam pekatnya malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun