Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencicip Kupat Tahu Autentik dengan K-Reward

24 Juni 2022   15:17 Diperbarui: 25 Juni 2022   02:12 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kupat tahu Purworejo dengan rasa manis dominan yang khas (dokpri)

Sesuai namanya, kuliner ini bahan utamanya kupat dan tahu dengan tauge sebagai sayurannya. Ini kemarin yang akhirnya kupilih dari menu yang direkomendasikan gojek. Awalnya pengin lotek, berhubung sudah agak sore, semua restoran yang menyediakan menu lotek sudah tutup. Sedang yang masih buka, ditulis habis. Sama saja nihil. 

Kebetulan beberapa hari yang lalu K-reward sudah masuk dan bertengger di akun gojek. Iseng berselancar di tempat ibu, sekalian mengetahui posisi yang ternyata terkenal sebagai gang anggrek, padahal setahuku, rumah ibu tidak ada nama jalannya, hanya RT/RW. Mungkin tuntutan kemajuan, butuh penamaan jalan, jadi ada yang melabeli gang anggrek. Entahlah... 

Di akun gopay, kuliner ini dibanderol dengan harga 15 ribu rupiah. Seusai memesan, sesuai estimasi waktu terpasang, Pak Gojek sudah sampai. Langsung saja kubuka dan kuicip. 

Rasanya autentik banget. Paduan bawang putih, cabe, garam dan air gula merahnya khas banget. Rasanya seperti ekspektasi ku. Ada aroma yang tak terganti. Aroma nira kelapa dan rasa manis nya murni. Khas gula merah, meski mungkin ditambahkan kecap juga. Manisnya terlalu dominan, tapi rasanya seperti yang kuharapkan. 

Dulu, di Pasar Baledono, ada penjual kupat tahu yang laris. Bahkan kisah hidupnyapun viral. Tapi aku tak ingin menceritakan nya, karena bukan cerita bagus dan agak absurd. 

Meracik kupat tahunyapun asal-asalan. Bawang putih dan cabe diulek di cobek, terus disiram air gula merah yang dibumbui. Tahu digoreng asal, disajikan bersama tauge dan kupat, ditambah brambang  goreng, kacang tanah goreng , dan seledri, disiram bumbu yang sudah disediakan. Ditambah kecap. 

Tapi entah kenapa rasa nya begitu enak dan bikin nagih. 

Kupat tahu yang kupesan, rasa bumbunya sudah mendekati kupat tahu yang legend. Tapi bahannya ditambah kol rebus dan ada irisan seperti tepung yang diiris-iris. Entah mungkin maksudnya mengadopsi tahu gimbal Semarang tapi gimbalnya diiris-iris, atau adonan tepung yang diiris biasa menjadi bagian dari capcay. 

Ada lagi yang unik, kalau dulu ke tempat embah, kupat tahu ini disebut kucrut, karena saat menambahkan bumbu cair yang diwadah botol, di crut.. crut.. crut... gitu. 

Menguleg bawang putih dan cabenyapun langsung di piring, tentunya hati-hati jangan sampai piringnya pecah. 

Kuliner khas yang kuanggap berasal dari Purworejo ini ternyata lebih terkenal sebagai kuliner khas Magelang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun