Otaknya cukup digarami dan dikukus atau dipepes sudah menjadi hidangan istimewa. Bukan hanya rasanya yang lezat, tapi jarang orang yang suka mengkonsumsi kepala kambing karena alasan selera yang tak cocok atau alasan kesehatan. Membuat olahan kepala kambing terlihat eksklusif.Â
Sejenak aku sebal. Di musim wabah PMK pada ternak, kok malah membeli kepala kambing, tempat mulut eksis dan menempatkan diri di kepala. Perutku rasanya seperti diaduk-aduk bercampur ngeri. Rasa tak nyaman menguasaiku.Â
"Mas....! "
"Ada apa tereak-tereak. Suamiku sudah ada di belakangku! "
"Aku kan sudah bilang, jangan beli kepala kambing. Titik. Kalau pengin beli yang tinggal makan, jangan banyak-banyak dan langsung dihabiskan! "
"Murah, kok! " Suamiku masih berkelit.Â
"Terserahlah! ", aku menyerah. Kusesap coklat panas dalam gelas besar. Baru habis separuh, perutku sudah terasa penuh.Â
Suamiku pergi ke belakang, menyiram tanaman. Aku mengikutinya, pengin menyapu halaman belakang.Â
Kutinggal coklat panas yang tinggal separuh. Kepala kambingnya juga. Biar nanti sehabis menyapu saja kupotong-potong dalam ukuran kecil, jadi bisa kurebus dalam wadah yang kecil.Â
"Huftt...! "
 Selesai menyapu, tubuhku penuh keringat dan bajuku basah. Rasanya tak nyaman. Sepertinya mandi akan membuat badan segar.Â