Mohon tunggu...
Kelana Swandani
Kelana Swandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kemesraan Gorengan dan Minyak Curah untuk Mempertahankan Harga Tetap Murah

14 Juni 2022   13:40 Diperbarui: 26 Juni 2022   08:17 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak curah yang disubsidi pemerintah, membuat pedagang gorengan tetap bertahan dan tidak goyah. Alhamdulillah... (Foto :  dokpri)

Pandemi covid perlahan-lahan menyingkir. Menyelinap diam-diam tanpa pamit. Meninggalkan kondisi yang tak lagi rumit. 

Pelonggaran masker di ruang terbuka juga membuat masyarakat semakin yakin beraktivitas di ruang publik. Pelaku UMKM kembali bangkit. Pedagang jajanan, dari bakso, siomay, sampai gorengan kembali dipadati pelanggan. 

Masyarakat seolah kembali ke dunia nyata, mengerahkan sisa tenaga untuk berjuang sampai akhir menghadapi tantangan baru. Kenaikan harga barang kebutuhan pokok dan krisis energi bahan bakar minyak maupun listrik. 

Nyam.. Nyam... Siapa tak suka gorengan? Kudapan lezat itu menjadi kegemaran semua orang, kecuali orang-orang dengan kondisi khusus yang harus berpantang makan gorengan. Itupun kadang ada yang berusaha mencuri-curi kesempatan untuk menikmatinya. 

Saat ini di depan saya terhidang beberapa macam gorengan yang baru saya beli. Tahu isi,tahu susur, atau tahu berontak. 

Disebut tahu isi karena ada isinya. 

Minyak curah yang disubsidi pemerintah, membuat pedagang gorengan tetap bertahan dan tidak goyah. Alhamdulillah... (Foto :  dokpri)
Minyak curah yang disubsidi pemerintah, membuat pedagang gorengan tetap bertahan dan tidak goyah. Alhamdulillah... (Foto :  dokpri)

Disebut tahu susur, karena isinya terkadang monyong keluar seperti susur yang nongol dari mulut nenek-nenek yang mengulum tembakau dengan campuran sirih dan gambir, yang biasa disebut menyusur. 

Disebut tahu berontak karena isinya terkadang mengintip keluar, memaksa untuk tampil dan berontak dari selimut tepung. 

Sementara tempe dan tempe gembus yang digoreng berbalut tepung juga menggoda mulut untuk terus memamah biak. 

Singkong goreng yang biasa disebut balok juga tak kalah lezat. Perpaduan rasa asin, gurih dan ada manis-manisnya jelas memanjakan lidah penikmatnya. 

Percaya tidak, kalau gorengan-gorengan berpotongan besar itu hanya berharga 1000 rupiah. Murah banget, ya? 

Penampilan gorengannyapun bersih menarik, menandakan minyaknya juga bersih. 

Ini adalah penjual gorengan yang merupakan tetangga saya. Tetangga agak jauh sih, katakanlah saja namanya Mbak Erni (bukan nama sebenarnya). 

Sehari omzetnya bisa ratusan bahkan mungkin ribuan gorengan. 

Tadi saya ke situ sekitar jam 10.00 pagi sudah buka. Mungkin bukanya jam 08.00 an. Saya tak sempat mengobrol banyak, sebab masih banyak pembeli yang perlu dilayani, sedang saya juga masih banyak Pe Er yang harus dikerjakan. Sehingga cepat pulang. 

Penjual gorengan yang kembali bangkit (foto : dokpri)
Penjual gorengan yang kembali bangkit (foto : dokpri)

Varian gorengannya sebenarnya cukup banyak. Dari tahu isi, pisang goreng, tempe goreng, tempe gembus, singkong goreng, sampai tape goreng. 

Tapi tadi saya cuma membeli tahu isi kesukaan saya, tempe gembus atau ada yang menyebutnya menjes, sama singkong goreng. Semuanya berharga sama, seribu rupiah. 

Kenapa harganya masih begitu murah? Bukankah harga minyak masih melambung tinggi?

Mengulik harga minyak goreng kemasan hari ini masih bertahan di angka 46 ribu - 52 ribu rupiah di gerai alfamart dan indomaret. 

Di alfamart, harga minyak goreng terendah ada pada merk sania yang sedang diskon menjadi sebesar :

- Minyak goreng Sania 1 liter Rp 23.400
- Minyak goreng Sania 2 liter Rp 45.800,dari sebelumnya 49.900.

Sedang termahal harga Minyak goreng SunCo 2 liter Rp 51.500

Sedang di Indomaret, harga minyak goreng terendah pada merk Minyak goreng Amanda refill 1 liter Rp 22.200.

Dan harga minyak goreng tertinggi pada Minyak goreng Filma 2 liter pouch Rp 50.600.

Kenaikan harga minyak goreng ini terjadi setelah ketentuan  HET dicabut, sehingga harga minyak goreng kemasan kini mengikuti harga pasar.

Tetapi Minyak curah masih diatur HET nya dengan patokan Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500/kg.

Kemarin saya mendapatkan minyak goreng curah dengan penampakan cerah seharga 14.700/kg.

Minyak goreng curah yang masih diatur HET nya (foto : dokpri) 
Minyak goreng curah yang masih diatur HET nya (foto : dokpri) 

Meski demikian, Pemerintah berencana menghapus minyak goreng curah dari peredaran. Wacana lama ini disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan beberapa hari lalu.

Hal ini terkait dengan beberapa alasan, seperti disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengatakan alasan utamanya karena minyak curah dianggap :

  1. Kurang higienis, karena tidak dikemas. 
  2. Harga yang sensitif dengan kenaikan CPO internasional
  3. Dikhawatirkan terjadi pengoplosan sehingga menjadi tidak sehat.
  4. Hanya Indonesia dan Bangladesh yang masih menggunakan minyak goreng curah. 
  5. Tidak ada perlindungan konsumen karena tidak tertera tanggal kadaluwarsa produk. 

Namun seperti dilansir detiknews di Jakarta, Polri terus membantu pengawasan distribusi minyak goreng curah untuk mencegah kelangkaan stok dan lonjakan harga. 

Ada 17 ribu pasar tradisional yang diawasi Polri terkait distribusi minyak goreng. Ini artinya negara tidak sembarangan mendistribusikan minyak goreng curah dan bertanggung jawab atas kualitasnya.

Dari distributor minyak goreng curah resmi, saya mendapat bocoran, bahwa minyak goreng yang dijualnya juga produk minyak goreng tertentu, hanya saja tidak dikemas, tapi dijual kilo an dan bisa dibeli dengan membawa wadah sendiri.

Terlepas dari pro kontra, kehadiran minyak curah di saat minyak goreng kemasan melambung tinggi adalah solusi untuk mengatasi keberlangsungan bisnis pedagang gorengan dan kenyamanan konsumsi minyak goreng.

Jadi, sejauh kelemahan minyak goreng curah yang diragukan bisa diatasi dan ditangani secara bertanggung jawab. 

Gorengan, yes! Minyak mahal, no! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun