Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Rajawali Tanpa Sarang Telah Berpulang (Yogyakarta, 27 Mei 2022)

27 Mei 2022   19:22 Diperbarui: 28 Mei 2022   08:47 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Innalillahi wainnailaihi roji'uun. 

Hari ini Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Ahmad Syafii Maarif, atau lebih dikenal dengan sapaan Buya Syafii Maarif atau Buya Syafii, telah berpulang ke rahmatullah, hari ini, Jumat, 27 Mei 2022, pukul 10.15 wib di Yogyakarta dalam usia 87 tahun ( 1935-2022) 

Buya dilahirkan di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau, 31 Mei 1935.

Beliau adalah seorang Ulama, dosen, aktivis, sejarawan,sekaligus agamawan.

Buya sempat menjadi kontroversi saat membela Ahok dalam kasus penistaan agama. Banyak celaan, hinaan dan hujatan yang ditujukan padanya, tapi Buya tetap diam dan tersenyum. Ini karena prinsipnya yang indipenden, tidak mengikatkan diri pada politik dan kelompok manapun, di mana dia berhasil membawa Muhammadiyah kembali pada khittahnya. 

Menurut  Haedar Nashir (ketua umum PP Muhammadiyah) keteladanan penting Syafi'Ma'arif terutama adalah usahanya dalam menjaga posisi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kultural murni yang berdikari dan terbebas dari ancaman menjadi tunggangan politik praktis.

Buya pernah memimpin Muhammadiyah, menggantikan Amien Rais yang terjun ke politik praktis pada tahun 1998-2000. Kemudian kembali terpilih untuk melanjutkan kepemimpinannya pada tahun 2000-2005.

Menurut Haedar, Buya Syafii bagi Muhammadiyah ibarat burung Rajawali, yang gagah dan terbang ke angkasa tinggi, tetapi tak mau membangun sarangnya sendiri. 

Hidupnya banyak berkhidmad pada Muhammadiyah. Sosok Buya Syafii Maarif adalah rajawali yang enggan membangun sarangnya. Buya Syafii Maarif tak membangun dinasti untuk diri dan keluarganya, tetapi untuk Muhammadiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun