Saat itu kebetulan di ajak teman saya yang berbakat tulis menulis dan berjiwa seni tinggi. Namanya Oki Musume yang biasa saya panggil Mbak Oki.Â
Sebagai pimpinan redaksi majalah dinding (mading), Mbak Oki mengajak saya bergabung mengelola mading.Â
Saat kuliah, aktivitas menulis saya kembali terhenti. Meski surat menyurat dengan para sahabat masih terjadi, baik teman-teman SMA, maupun sahabat pena yang masih setia berkirim kabar.Â
Masa kuliah adalah masa istimewa dalam perjalanan hidup saya. Saat di mana kehidupan saya menjadi sangat religius. Masa yang sangat saya syukuri.Â
Saat menjalani kehidupan kampus sebagai anak kost, ada yang berubah menjalani hidup bebas tanpa kontrol orang tua. Tapi saya tidak.Â
Lingkungan kost religius dan agamis mewarnai kehidupan saya sebagai mahasiswi. Saya juga lebih dalam mempelajari dan mengamalkan kehidupan islami dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan pacaran, menyapa lawan jenis saja adalah barang aneh dan langka.Â
Jadi tak aneh, bila ide menulis pun menjauh. Mau mengirim tulisan di media agamis belum cukup ilmu, mau mengirim di majalah nasional kurang sreg. Serba canggung dan nanggung.Â
Masa pergulatan dan tarik menarik antara kehidupan bebas bertanggung jawab, yang orang tua ajarkan, dengan kehidupan agama yang serba ketat, dan mengikat.Â
Langsung saja ke saat saya mulai kembali menulis saja, ya.Â
Saat kuliah dan menikah di semester akhir, kemudian mulai menjadi istri, kemudian mengandung, melahirkan dan mengasuh 2 orang anak yang hanya selisih umur 1 tahun 2 bulan, bisa-bisa tulisan ini berubah jadi novel, hihihi..Â
Ceritanya, kedua anak saya mulai masuk dunia pra sekolah, di RA (TK, play group) Jadilah saya mulai mempunyai banyak waktu longgar. Mereka sudah relatif mandiri meski masih dalam pengawasan tentunya.Â