Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Munculnya Naga Baruklinting dan Legenda Telaga Ngebel

22 Mei 2022   13:24 Diperbarui: 22 Mei 2022   19:16 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naga Baruklinting, ikon wisata telaga ngebel.

Libur akhir pekan ke mana saja nih? 

Telaga Ngebel adalah salah satu telaga yang terkenal di samping telaga Sarangan yang berlokasi di Kabupaten Magetan. 

Namun berbeda dengan telaga sarangan yang sudah mengalami renovasi dan pembangunan, telaga ngebel adalah telaga alam yang terjadi secara alami dan minim perubahan. 

Selamat datang di telaga ngebel
Selamat datang di telaga ngebel

Di samping tempat wisata, telaga ngebel juga jadi tempat favorit para pemancing dan pesepeda.

 Kalau saya lebih suka berboncengan sepeda motor dengan suami karena lokasinya relatif dekat, meski saya tinggal di Madiun, dan telaga ngebel berlokasi di kabupaten Ponorogo. Dari rumah saya ke arah timur, dalam waktu sekitar setengah jam sudah sampai di lokasi. 

Tapi karena lama tak kesini terasa jauh dan medannya semakin berat. Menanjak dan menikung dan jalan rusak membutuhkan konsentrasi tinggi untuk melewatinya. 

Banyak pemotor memadati jalan menuju telaga ngebel. 
Banyak pemotor memadati jalan menuju telaga ngebel. 

Sebelum mencapai telaga ngebel, pengunjung dicegat di portal untuk membayar tiket masuk 8 ribu/ orang. 

Di dekat titik awal, ke arah kiri harus hati-hati, karena ada turunan yang sangat tajam. 

Di tempat datar, bisa ditemui penjual buah hasil kebun sekitar telaga ngebel seperti pete, durian dan alpukat. 

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10.42. Tapi hawa dingin berkabut membuat suasana berasa pukul 06.00 pagi. Hawanya ngantuk dan lapar, padahal tadi pagi sudah sarapan dan ngemil. Eh... 

Air telaga melimpah, para tukang perahu yang menyewakan perahunya panen berkah.
Air telaga melimpah, para tukang perahu yang menyewakan perahunya panen berkah.

Perahu yang disewakan. 
Perahu yang disewakan. 

Banyak perahu disewakan dengan tarif :

-60.000 dari tengah telaga (memutarnya) 

-100. 000 dari pinggir telaga

-150.000 paket 

Di salah satu sudut telaga terdapat mushola yang representatif.
Di salah satu sudut telaga terdapat mushola yang representatif.

Di kanan kiri jalan melingkari telaga, banyak warung kopi dan penjual gorengan yang relatif murah. Gorengan yang potongannya cukup besar hanya dihargai 5 rb/ 4 biji. 

Di tepi telaga tersedia tempat untuk duduk-duduk santai menikmati keindahan telaga sambil ngemil gorengan atau pentol daging.
Di tepi telaga tersedia tempat untuk duduk-duduk santai menikmati keindahan telaga sambil ngemil gorengan atau pentol daging.

Telaga ini juga dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan nila dengan banyaknya karamba di salah satu sudut telaga. 

Karamba
Karamba

Konon, nama telaga ngebel diperoleh dari mitos kemunculan naga raksasa diiringi bunyi klintingan di waktu-waktu tertentu dari dalam telaga. Bunyi klintingan, atau bunyi bel ini yang kemudian menjadi nama telaga ngebel (membunyikan bel) 

Namun saya belum menemukan orang yang pernah menyaksikan kemunculan naga raksasa Baruklinting. 

Sementara dalam legenda lain dikisahkan, ada seorang pemuda tampan putra pertapa sakti yang melakukan kesalahan, sehingga dikutuk menjadi naga raksasa bernama baruklinting. 

Naga Baruklinting
Naga Baruklinting

Agar kembali berujud manusia, dia harus bertapa. 

Sementara penduduk desa di sekitar baruklinting bertapa, melakukan perburuan untuk jamuan pesta. 

Anehnya, sudah sekian lama berburu, tidak satupun binatang buruan yang terlihat. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat. Saat ada yang menancapkan tombak, Tiba-tiba ada darah yang menyembur. Ternyata yang dikira akar pohon besar adalah naga raksasa. Akhirnya naga itulah yang dimasak untuk jamuan pesta. 

Dalam jamuan pesta yang meriah, ada seorang anak kecil yang meminta-minta, tapi tak ada seorang pun yang bersedia berbagi daging dan makanan.

 Anak itu kemudian pergi ke gubuk yang dihuni seorang nenek. Di sana anak kecil itu justru diberi makan sampai kenyang oleh nenek pemilik gubug. 

Anak kecil itu kemudian berpamitan, meski sang nenek memintanya untuk tinggal di situ saja. 

Dia berkata, 

"Nek, nanti kalau ada suara ribut-ribut dan datangnya air bah, nenek masuk ke dalam lesung (tempat menumbuk padi) dan ambil centong nadi sebagai dayung, "

Sebelum si nenek menjawab, anak kecil itu sudah pergi menghilang. 

Anak kecil itu mendatangi gerombolan anak-anak sebayanya. Dan menancapkan sebatang lidi di tanah dan berkata, 

"Siapa yang bisa mencabut lidi ini, akan kujadikan tuan, dan aku siap menjadi hambanya., "

Mula-mula tidak ada yang memperhatikan. Tapi saat ada salah seorang anak yang mencoba tapi tidak berhasil mencabutnya, Anak-anak yang lain mulai mencoba bergantian, tapi semua gagal. 

Bahkan orang dewasa yang menyaksikan dan ikut mencobanya juga tidak berhasil. Semua orang yang ada di situ juga ikut mencoba, tetap saja tidak ada yang berhasil. 

Akhirnya anak kecil itu mencabut sendiri lidinya dengan mudah, sedang tanah bekas lidi memancarkan air yang semakin deras dan berubah jadi air bahhingga semua desa tergenang air dan semua orang tenggelam kecuali nenek yang duduk di atas lesung sebagai perahu dan menggunakan centong sebagai dayung. 

Desa itu menjadi telaga dan menguarkan bau tak enak (ngebel). Sehingga telaga itu dinamai telaga ngebel. 

Di sekitar tepi telaga juga terdapat warung dan restoran yang menjual nila bakar, gurami dan ayam bakar. Juga bakso, siomay, nasi goreng, nasi pecel, sate dan menu lainnya dengan harga standar. 

Siomay seharga 8 ribu. Enak, pakai telor ceplok.
Siomay seharga 8 ribu. Enak, pakai telor ceplok.

Adzan dhuhur sudah terdengar. Kami segera meninggalkan telaga ngebel kembali ke rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun