Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangkitnya Seni Jaran Kepang di Petirtaan Simbatan

15 Mei 2022   15:50 Diperbarui: 17 Mei 2022   18:38 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung pasar rakyat Dewi Sri yang antusias menanti pertunjukan seni jaranan jaran kepang yang nyaris dilupakan (Dokumentasi pribadi)

Pawangnya membawa pecut atau cemeti besar dan panjang dengan suara cetar-cetarnya, sementara penari jaran kepang membawa pecut kecil. 

enam penari jaran kempang beraksi (Dokumentasi pribadi)
enam penari jaran kempang beraksi (Dokumentasi pribadi)

Setelah semua penari jaran kepang tunduk pada pawangnya masing-masing. Cerita dimulai tentang 6 prajurit berkuda yang akan melenyapkan pageblug yang diwujudkan penari sebagai babi hutan yang disebut "celeng gothang".

Sejenak saya berpikir, sepertinya pertunjukan ini mengadopsi tarian barong di pulau Bali yang menggambarkan penari kecak melawan rangda yang merupakan simbol angkara murka, perwujudan Calon Arang yang menebar Pageblug sehingga dengan kesaktiannya bisa berubah-ubah wujud. 

Adegan pertama menceritakan celeng gothang yang menantang salah satu Prajurit berkuda (penari jaran kepang) untuk bertempur. 

Celeng gothang menantang salah satu prajurit kuda kepang untuk bertempur (Dokumentasi pribadi)
Celeng gothang menantang salah satu prajurit kuda kepang untuk bertempur (Dokumentasi pribadi)

Kemudian karena sama-sama kuat, celeng gothang berubah menjadi monyet sakti yang semakin garang menyerang. Tapi prajurit berkuda yang siaga berubah menjadi para pawang sakti mandraguna yang dengan senjata pecutnya berhasil menjinakkan monyet, yang merupakan simbol kejahatan dan sifat buruk manusia. 

Celeng ggothang belum menyerah, kemudian kembali berubah wujud menjadi mahesa sura, lembu sura yang digambarkan seorang penari membawa kepala kerbau atau sapi. Melambangkan Sura Dira Jayaningrat, yang ditundukkan dengan kelembutan dan kesabaran para pawang. 

Suro, sang kepala kerbau. Sedang ditundukkan oleh para pawang (Dokumentasi pribadi)
Suro, sang kepala kerbau. Sedang ditundukkan oleh para pawang (Dokumentasi pribadi)

Makna dan Filosofi Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti

Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti berasal dari bahasa Jawa yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan kebijaksanaan, kelembutan, dan kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun