Selesai sarapan, kembali ke Petirtaan di Simbatan. Suasana sudah ramai, persiapan pertunjukan Jaran Kepang dimulai.
Sambil melakukan persiapan, kekosongan acara diisi dengan atraksi tarian semi  akrobat. Penari bertubuh mungil menari lincah dan beberapa kali melakukan gerakan salto.Â
Lanjut keduanya berdialog memperkenalkan diri dan menghibur pengunjung, sementara persiapan masih tetap berjalan.Â
Beberapa pawang berpakaian loreng merah hitam dengan ikat kepala batik berdasar hijau sibuk mempersiapkan kebutuhan acara.Â
Dari membakar dupa, mempersiapkan minyak wangi menyan putih, pisang, nasi kuning, bunga rampai, cemeti dan wadrobe yang akan dikenakan.Â
"Cetarrr... Cetar... Cetar," dua  orang pawang mulai mempersiapkan tempat. Yang satu menaburkan beras kuning, dan satunya menangkis dengan pecutnya yang menggelegar. Satu per satu beraksi dan meminta doa restu kepala pawang yang paling sepuh.Â
Pertunjukan ini dipersembahkan oleh Grup Seni Jaranan "Putro Nitis Budoyo" dari Maospati Magetan. Setelah sekian lama mati suri karena pandemi, kini perlahan grup ini mulai bangkit kembali menerima tanggapan atau tawaran main.Â
Sejenak kardus diedarkan untuk mendapat saweran dari penonton. Nominalnya bebas, dari seribu, 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu, 20 ribu, 50 ribu, seratus ribu juga alhamdulillah...Â
Acara berlanjut dengan penampilan penari jaran kepang bersama pawangnya masing-masing. Penari tampil satu persatu, menaiki kuda kepang, berkostum kuning dan bergelang kelintingan.Â