Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

TV Analog Siap Move on?

29 Maret 2022   13:26 Diperbarui: 31 Maret 2022   12:13 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Televisi tabung 14 inci itu terlihat kusam. Performanya sudah tidak normal. Kucoba menghitung umur Televisi tua ini. 

Terbeli saat ada rapelan kenaikan gaji suamiku yang berlaku surut. Kalau tidak salah itu sudah sekitar 20 tahun yang lalu, dan tidak pernah ganti. Hihihi... Kebangetan ya.

Saya juga sudah lama tak ingat, kapan televisi ini mulai jarang dihidupkan. Saat sinyal antena ini tidak bisa lagi menangkap siaran stasiun TV yang aktif menyiarkan film-film asing maupun film Indonesia, saya tak pernah lagi menyetelnya. 

Kecuali ada event timnas sepakbola bertanding, atau piala Uber dan Thomas. Pokoknya event olah raga yang aku dan suamiku suka, dan melibatkan tim Indonesia, baru televisi ini hidup.

Terakhir televisi ini menyala saat perhelatan AFF 2020 kemarin. Saat timnas Indonesia menjadi runner-up.

Seharusnya televisi ini siap menemani saya lagi melihat perhelatan AFF U23 tahun 2022 . Tapi sayangnya, Indonesia mengundurkan diri, dari kompetisi sepak bola bergengsi tingkat Asia itu, jadilah televisi ini gagal disetel.

Sebenarnya, saya sudah tidak terlalu membutuhkan kehadiran TV. Biasanya menonton TV karena ingin mendengar berita aktual. Tapi sejak dunia internet mendominasi, sepertinya lebih praktis berselancar di internet untuk mengakses berita maupun informasi apapun. Dalam waktu relatif cepat, bisa menemukan beragam informasi dari berbagai sumber, sehingga bisa mensinkronkan, dan mengabaikan yang hoaks, nonsens, omong kosong. 

Berbicara mengenai TV analog dan digital, tentunya tak lepas dari perbedaan keduanya. Otomatis diharapkan TV digital mempunyai lebih banyak keuntungan, sehingga transformasi ini merupakan langkah tepat. 

Perbedaan TV analog dan TV digital sebagai berikut:

1. Bentuk gangguan TV yang terkendala geografis, biasanya TV analog menampilkan layar yang penuh "semut". Sedangkan pada TV,sinyal buruk membuat gambar yang terekam hanya menampilkan 1 warna dasar.  

 2. Pada TV Analog bandwith terbatas, hanya mengandalkan sinyal AM untuk kualitas gambar dan FM untuk kualitas audio,sedang pada TV digital bandwith lebih lebar,sehingga  kualitas gambar lebih bagus. 

3. Pada TV Analog, penerimaan sinyal melalui antena UHF, sedang pada TV digital menggunakan bit informasi seperti yang biasa di gunakan pada streaming jaringan internet.

 4. Pada TV Analog, kualitas gambar tergantung pemancar, sedang pada TV digital tidak tergantung hambatan geografis, tapi pada kekuatan sinyal.

 5. Pada TV Analog menggunakan gelombang radio, AM dan FM, sedang TV digital sinyal pada Gelombang internet.

Diberitakan bahwa Akan ada lima tahap mematikan TV analog di Indonesia dan ditargetkan selesai pada 2 November 2022.

Dalam aturan tersebut disebutkan tahap pertama akan dilakukan pada 17 Agustus 2021.

Namun berdasarkan informasi terbaru, Kementerian Kominfo, memutuskan untuk menunda migrasi tahap pertama yang semula direncanakan bertepatan dengan HUT RI ke-76.

Berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja, proses migrasi TV analog ke digital ini paling lambat sampai 2 November 2022.

TV model lama yang masih ingin dipertahankan, dan ingin tetap digunakan, bisa ditambahkan perangkat converter (set top box). Set top Box (STB) akan menerima siaran dalam format digital, lalu sinyal akan dikonversi dan dikompresi sehingga dapat diterima oleh pesawat TV analog.

Sepertinya saya berharap TV analog masih bisa dipakai pada bulan Juni nanti, sebab dari informasi yang saya dapatkan, jadwal terbaru kualifikasi Piala Asia AFC 2023 antara Timnas Indonesia vs Kuwait alias tuan rumah akan menjalani laga perdana bulan Juni mendatang. Saya lebih suka menontonnya lewat TV analog, tanpa gangguan sinyal.  

Indonesia berada di grup A bersama Kuwait, Yordania dan Nepal. 

Semoga pada bulan Juni nanti, sampai Piala AFC 2022 kelar, TV analog masih bisa digunakan. Kalau setelahnya, terserah saja, hehehe... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun