Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ketika Tempe Goreng Kesukaan Menjadi Barang Mewah

27 Maret 2022   09:05 Diperbarui: 27 Maret 2022   09:26 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempe maning... Tempe maning.. 

Tempe maning Son...

Pagi mendung, tapi kicau burung menghiasi orkestra pagi. Hari minggu, saatnya bersantai menikmati akhir pekan. 

Biasanya, aku dan suamiku menyempatkan keluar menikmati udara segar, meski sekedar mencari sarapan. 

Tapi pagi ini, selepas menunaikan shalat subuh di masjid kulihat suamiku kembali mengakrabi bantal dan selimutnya. Biarlah, mungkin dia kecapekan tadi malam tidur agak larut mempersiapkan nilai siswa. 

Bersih-bersih dan rutinitas pagiku sudah selesai, tapi suamiku masih pulas berselancar di alam mimpi. Aku tak ingin membangunkannya. Biarkan dia menikmati liburnya. Menikmati kebebasan dari rutinitas yang membelenggunya. Akupun bisa bersantai tak tergesa-gesa menyiapkan sarapan. Sepertinya membuat gorengan saja dan menyeduh teh. Siapa tahu tiba-tiba mengajak sarapan di luar. Bisa jadi hidangan pembuka. 

Kebetulan kemarin aku sudah belanja mingguan. Sebaiknya kugoreng tempe saja. Karena tempe goreng seperti yang kuinginkan sulit ditemui di sini. Umumnya, tempe goreng di sini digoreng dengan tepung beras tipis-tipis untuk menemani nasi pecel. Jarang yang menggoreng mendoan. Mendoan biasanya lunak berminyak. Tapi aku lebih suka tempe yang empuk renyah. Sedikit lebih kering dan lebih kesat dari mendoan, tapi lebih empuk dan tepung nya agak tebal. 

Kalau di Jepang, mungkin sejak dulu tempe sudah menjadi barang mewah. Tapi di Indonesia, tempe adalah makanan sejuta umat.

Seiring mahalnya harga minyak, produk kedelai seperti tahu dan tempe juga mengalami kenaikan harga. Minggu yang lampau, saat aku sarapan nasi pecel di alun-alun Magetan, kutemukan tempe nyaris seperti yang kuinginkan. Langsung saja kucomot. Tapi ternyata teksturnya alot dan agak keras. Sepertinya campuran tepung berasnya terlalu banyak. Seharusnya tepung beras cukup 10-15% saja untuk mencampur terigu, agar teksturnya renyah dan tahan lama. 

Ketika ku membayar, baru tahu, kalau harganya naik 2 kali lipat, dari seribu menjadi 2 ribu. Naik 100 % . Tadinya agak heran, tapi baru sadar, kalau yang naik tidak hanya harga tempe, tapi minyaknya juga. Jadi wajarlah kalau harganya segitu. 

Sejujurnya, tempe di penjual langgananku tidak naik. Harganya tetap. Karena dari produsennya juga tidak naik. Meski begitu, ada juga pengecer yang menaikkan harga tempe dengan alasan kedelai naik. Padahal dia hanya mengkulak   dagangannya, dan harganya tidak naik. Hihihi.. Biarlah. 

Tempe yang saya goreng ini harganya 2 ribu, kupotong jadi 2. Yang separuh ku masukkan kulkas lagi, dan yang separuh kupotong tipis jadi 6. Digoreng dengan selimut terigu dan daun bawang prey, tempe yang seharga seribu jadi sepiring, 6 potong. Emak-emak banget, hihihi... 

Tahu dan tempe adalah makanan sejuta umat. Meski ada beberapa tempat yang tahu dan tempe nya mengalami kenaikan, tahu dan tempe masih relatif mudah didapat. Dan harganya masih terjangkau meski mengalami kenaikan. 

Yang menjadi masalah tentu minyaknya untuk menggoreng. Tapi tahu dan tempe relatif mudah untuk di utak atik untuk mengolahnya. Bisa dibacem rebus, di sayur, di pepes, dibakar(sate tahu, tempe), dan lain-lain. Tapi kalau maniak tempe goreng, bolehlah sesekali menikmatinya, bisa seminggu sekali. 

Silakan yang kepengin menggoreng tempe juga, sepertinya sudah saatnya saya membangunkan suami biar tidak terlalu lama tidurnya, hihihi.. 

Salam... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun