4 tahun yang lalu.Â
Peluang agrobisnis
Malam mulai membayang. Kereta ekonomi yang membawa kami mulai melintasi areal persawahan di daerah Banyuwangi.Â
Pandanganku terpukau pada kerlap kerlip  lampu yang berjajar teratur dan indah di sepanjang persawahan. Sepertinya sengaja dipasang untuk tujuan tertentu. Dari kejauhan, saya kurang bisa melihat dengan jelas.Â
"Kok banyak lampu bertebaran di sawah, ada acara apa Pak? "
Seorang Bapak, sebut saja namanya Pak Adhi yang duduk di sebelahku tertawa renyah.Â
"Itu untuk budidaya buah Naga, " jawabnya.Â
Mungkin baginya, pertanyaan saya aneh. Bagi dia yang asli Banyuwangi dan tidak asing hal seperti itu, pertanyaan saya aneh dan terlihat bodoh. Untung dia tidak tahu kalau saya lulusan fakultas pertanian. Kalau tahu, pastilah membuatku semakin kelihatan tak tahu apa-apa.Â
Tapi saya tidak malu, wajar kan. Saya lulus sekitar tahun 1997. Lha tanaman ini populer dibudidayakan, di awali di daerah Banyuwangi sekitar tahun 2015. Kebayang kan kesenjangan nya. Apalagi saya tidak secara formal berkecimpung di sektor pertanian. (Ah... Ngeles... Hihihi).Â
Meski tidak tahu malu, mau tak mau saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang tanaman Naga yang unik in