Dirinya sudah puas melihat putrinya bahagia. Mungkin putrinya tidak tahu, kalau orang yang memegang kitabnya adalah orang yang bisa membinasakannya, dan melenyapkan ilmu hitamnya. Nyawanya yang akan menjadi taruhannya.Â
Calon Arang menemui Empu Bharada. Ingin melakukan pertobatan. Tapi ketika bertemu Empu Bharada, perwujudan ilmu Hitam berontak, dan menyerang Empu Bharada. Kukunya yang panjang menyemburkan api. Tapi Empu Bharada tak mau kalah, dari tangannya mengalir air suci yang segera memadamkan serangan api calon Arang. Api yang terpancar justru membakar tubuh Calon Arang sendiri, menghitam jadi Arang, dan remuk menjadi abu. Tapi sukmanya melayang, tersuci kan dan pergi ke swargaloka.Â
Ratna Manggali, berlinang airmata, tapi Empu Bahula menghiburnya. Ibundanya telah sempurna mencapai swargaloka.Â
Dalam legenda lain dikisahkan, Ratna Manggali kemudian melahirkan Empu Tantular. Yang terkenal mengarang kitab Sutasoma. Dari kitab Sutasoma inilah lahir semboyan bhineka tunggal ika.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H