Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Susu untuk Mas Maman

8 Februari 2022   14:13 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:19 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inah pusing, Mas Maman suaminya akhir-akhir ini sering marah tanpa alasan. Padahal, sebagai istri Inah sudah berusaha melayani Mas Maman sebaik-baiknya.

"Aku ini kerja keras, Inah. Kamu perhatikan menu makanku. Biar tetap sehat, dan kuat. Semangat mencari nafkah, buat kamu. Kalau rejeki ku lancar, kamu kan kecipratan juga! "

Inah diam tak membantah. Meski sederhana, dia juga paham menu berimbang. 

Selalu ada sayur, lauk protein nabati seperti tahu dan tempe, juga protein hewani seperti telur, ayam, ikan, daging. Buah juga meski kadang-kadang.

  Apa masakanku kurang to, Mas? "Inah bertanya lembut. Biar Mas Maman tak sewot. 

"Bukan Nah, aku hanya pengin kamu belikan aku susu," kata Mas Maman lagi.

 Inah tersenyum. "Oalahhh.. cuma susu to?

 Esoknya Inah membelikan susu formula rendah lemak tinggi protein. Yang bagus untuk kekuatan tulang dan gigi.

 Ah... Biarlah. Apapun mau Mas Maman, Inah belikan. Sejak diangkat jadi mandor, gaji Mas Maman juga lumayan. Cukup kalau cuma untuk beli susu.

 Tapi itu tak lama, Mas Maman kembali mengeluh. Emosinya tak stabil dan kembali marah-marah lagi, membuat Inah sedih. 

"Mungkin salah susunya,"kata salah satu teman kerja Inah, di pabrik.  

Akhirnya Inah punya ide, kebetulan Mas Maman libur. Diajaknya Mas Maman belanja. Romantis kan, belanja berdua. Lagian biar Inah tak salah pilih susu lagi, biar Mas Maman memilih sendiri susu yang diinginkan.

"Ini lho Nah, susu yang kumaksud. "Mas Maman tersenyum cerah.

 Inah melirik susu pilihan suaminya. Susu untuk kesehatan dan stamina lelaki. Bergambar cowok seksi, dengan dada dan perut sixpack dan tubuh kekar. 

Inah tak bisa menahan senyumnya. Menerima kemasan susu dari suaminya dan memasukkan ke keranjang belanjaan. Setelah belanja kebutuhan lain yang harus dibeli, mereka segera pulang.    

     "Nah... Tolong!!!" Inah kaget. Mas Maman pulang dengan wajah pucat, padahal tadi pagi dia sudah membuatkan susu yang dipilih sendiri oleh suaminya.

 Untung hari ini dia giliran kerja shift siang, jadi bisa menemani suaminya.

" Mungkin susunya tidak cocok buat aku Nah. Rasanya nggliyeng. Mungkin juga ada doping nya, "Maman memandang istrinya pasrah. 

Tadinya dia berpikir, dengan minum susu pilihannya, dia akan menjadi laki-laki macho cing yang kekar dan sixpack. Ternyata tubuhnya menolak. Mungkin alergi.

" Ya sudah Mas, istirahat dulu sana. Susunya tidak usah diminum lagi, "

Inah membantu suaminya berbaring di ranjang kamar mereka. Di liriknya kemasan susu yang baru berkurang beberapa sendok.

" Akh, nggak papa, daripada mubazir nanti susunya bisa untuk campuran membuat roti, penambah aroma dan kelezatan,"batin Inah. 

Siangnya Mas Maman sudah sembuh. Inah bersyukur, dia bisa berangkat kerja dengan tenang.  

 Lain hari, Inah membelikan susu kambing etawa segar dari peternakan di desa sebelah kepunyaan Kaji Julpikar. Mungkin Mas Maman cocok dengan susu yang alami. Membahagiakan suami kan besar pahalanya. Pikir Inah. Lagian kalau suaminya sehat bersemangat dan tidak suka marah-marah, yang bahagia kan Inah juga, hehe he...

" Aduh, Nah. Aku nggak tahan bau prengusnya, sudah sana buat kamu saja, " 

Mas Maman hanya menghabiskan segelas, padahal Inah belinya 1 liter. Ya sudah, Inah saja yang minum. Siapa tahu justru Inah yang sehat, kuat, gagah perkasa. Eh... 

"Glek.glek.glek..! " Mas Maman menyesap susunya antusias. Inah menatapnya dengan harap-harap cemas. 

"Enak Nah. Kamu pintar memilih susunya, " Mas Maman mengacungkan jempolnya, sementara  tangan satunya mengusap mulutnya yang belepotan susu. 

Inah menghela nafas lega. Tapi tunggu, jangan senang dulu. Nanti siapa tahu reaksinya seperti dulu, menimbulkan alergi dan efek yang serius. 

Ternyata sampai habis satu kemasan, Mas Maman tidak komplain sama sekali. Bahkan moodnya jadi bagus, jarang marah-marah dan lebih sayang sama Inah. Tutur katanyapun jadi lembut, bahkan lebih berhati-hati menurut perasaan Inah. Inah bahagia. Besok pasti akan dibelikannya susu yang cocok untuk Mas Maman. Inah ingat, ada banyak pilihan rasa, dari yang plain, vanila, coklat, sampai stroberi. Mas Maman pasti juga tak akan bosan jika berganti-ganti rasa susunya. 

Pulang kerja Inah ditemani Marni teman sekerja nya belanja bulanan. 

"Inaaahhh, kamu hamil? " Marni terkejut, takjub dan merasa ikut bahagia sampai matanya terbelalak. 

Inah hanya nyengir, sambil memasukkan kemasan susu rasa coklat, stroberi, vanila dan plain ke dalam keranjang belanjaannya. Susu untuk ibu hamil... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun