Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mood Booster Wisata Lokal Madiun untuk Mengatasi Hantaman Varian Omicron

1 Februari 2022   15:40 Diperbarui: 1 Februari 2022   18:18 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)

Secara makro, sektor wisata mengalami koma dengan adanya pandemi covid 19. Sempat menggeliat menjelang nataru,kini kembali dihantam varian omicron. Solusi cerdas untuk tetap memberikan mood booster sektor wisata, tentunya dengan menghidupkan wisata secara mikro, yaitu wisata lokal. Dengan geliat wisata lokal ini, pergerakan cukup dalam wilayah sempit, bisa di dalam wilayah desa. Kondisi ini harusnya menghidupkan dan menyuntikkan energi bagi desa wisata untuk berkembang. Wisata lokal juga bisa memenuhi kebutuhan wisata saat libur pendek, seperti libur akhir pekan, atau libur imlek seperti hari ini

1. Taman Rekso Wilis, Desa Sareng, kecamatan Geger, kabupaten Madiun.

"Ini, lahan milik desa Bu? "

Suamiku bertanya pada Ibu penjual bakso dan siomay yang asyik meracik siomay pesanan pelanggan. Sementara aku dan suamiku asyik melahap siomay yang lumayan lezat. 

"Anu, Pak. Bengkok"

 Jawab ibu itu sambil mengambil sendok dan meletakkannya di piring siomay yang siap diantar ke pemesan di gazebo pojok sana. 

"Maaf, saya mengantar pesanan dulu ya, Pak! " Kata Ibu penjual sambil bergegas. 

"Silakan, Bu."

Taman Reksa Wilis adalah lapangan desa Sareng, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Tempat wisata ini masih dalam taraf pengembangan meski sudah bisa dinikmati keindahannya. 

Beberapa gazebo sudah bisa digunakan untuk bercengkrama melepas lelah bersama keluarga. Di sekitar gazebo terdapat taman bunga yang indah dengan bunga-bunga yang mulai mekar. Air mancur yang airnya terus mengalir juga memberikan aura kesejukan yang ramah. 

Di sekeliling lapangan, terdapat lapak-lapak gerobak warna warni yang menjajakan bermacam kuliner. Pagi ini hanya beberapa pedagang yang menggelar dagangannya. Kabarnya di sore hari suasananya lebih ramai, dan banyak lapak yang buka. 

Sebenarnya, saya dan suami berniat mencari soto, tapi keberadaan lapak soto yang kutemukan dalam unggahan di sosmed itu susah dicari. Jadi kami memutuskan untuk menikmati siomay saja di pojok lapangan. 

Karena taman rekso wilis ini merupakan lapangan bola, atau lapangan desa, maka di sekeliling lapangan dibangun perlintasan untuk tempat berlari mengelilinginya. Ubin lebar bermotif papan catur terlihat menawan. Ada beberapa pengunjung yang asyik berlari-lari kecil, keliling lapangan. 

Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)
Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)
Siomay ku tinggal separuh. Ibu penjual menyajikan segelas teh tawar dan segelas jeruk panas untukku. 

"Kalau buka lapak di sini sistemnya kontrak atau sewa, Bu? 

Suamiku kembali mengajak Ibu penjual mengobrol. 

" Sewa, Pak. 

"Perbulan atau pertahun, Bu? "

"Perhari??? "

"Iya, Pak. Jadi kalau tidak jualan ya tidak bayar sewa. "

"Owh, begitu. Sewanya berapa Bu, kalau boleh tahu?"

Si Ibu menyebutkan nominal rupiah nya. Ternyata lebih murah dari harga sepiring siomay. Mungkin itu bukan sewa lapak, tapi sekedar retribusi. Simbiosis yang bagus. Dengan sewa sebesar itu terjadi ikatan dan tanggung jawab, tapi tidak saling memberatkan. 

Selesai menikmati jajanan kelas berat, kami bermaksud melanjutkan acara dolan hari ini ke kota Madiun. 

2. Jalan Pahlawan (Balaikota Madiun) 

Suamiku berniat membeli pernak pernik laptop di sebuah pusat perbelanjaan di kota Madiun. 

Kebetulan lokasinya di jalan pahlawan yang kini tertata begitu apik di bawah kepemimpinan Walikota Madiun, Bapak Maidi. 

"Aku tunggu di area patung singa saja ya, Mas, "

"Ya sudah. Kamu duduk saja di situ, jangan ke mana-mana! "

"Oke, " Aku tersenyum sambil beranjak mengambil tempat duduk di bangku yang dinaungi payung statik. Teduh dan nyaman untuk bersantai. 

Kawasan ini terlihat bersih dan indah. Rencananya di sekitar tempat ini akan dibangun ikon 5 negara sebagai tempat wisata terbuka dan gratis. 

Di dekat tempat aku duduk, ada galeri 6 negara dengan bangunan yang kokoh, megah dan cantik. 

Sedikit menjauh berdiri patung ikan berkepala singa berwarna putih bersih yang anggun dan menawan. Menjadi tempat favorit untuk berselfi ria. 

Lebih jauh lagi, di seberang jalan ada bangunan kabah yang relegius dan berkharisma. 

Kabah (Arab).salah satu ikon dari ikon 5 negara yang sudah selesai dibangun. 
Kabah (Arab).salah satu ikon dari ikon 5 negara yang sudah selesai dibangun. 

Selain itu, rencananya juga akan dibangun ikon lain seperti kincir angin(Belanda), Big ben (Inggris), dan Menara Eiffel (Perancis). 

Asyik memainkan jari di keypad gawai, ternyata suamiku sudah menghampiriku kembali. 

"Wow, cepat amat" Kataku takjub. Biasanya suamiku betah mantengin produk-produk terbaru di galeri komputer. Makanya aku males mengikuti berbelanja pernak pernik laptop. Nanti bisa pengin beli macam-macam dan aku suruh nombok, hihihi.... (Just kidding Ay) 

Ku ulurkan botol air mineral dan jajanan yang kubawa. Istirahat sejenak duduk nyaman di bangku-bangku yang tersedia bebas. Kebetulan pengunjung tidak terlalu ramai, kepadatan sekitar 60-75 persen. 

Adzan dhuhur berkumandang, aku dan suamiku bergegas menuju mushola yang lokasinya hanya sekitar 100 meter. Tidak terlalu besar, tapi bersih terawat. Tersedia toilet gratis, dan mukena yang bersih dan wangi. 

Usai dhuhur berjamaah, aku dan suami melanjutkan acara dolan ke Sleko Food Court

3. Sleko Food Court

Dokpri
Dokpri
Seperti namanya, Sleko Food Court adalah ajangnya wisata kuliner alias makanan. 

Tempatnya bersih tertata dengan meja kursi minimalis yang cukup representatif. Bermacam kuliner tersedia, dari yang bakar-bakaran seperti sate  iga bakar, yang berkuah seperti bakso dan soto, yang penyet-penyetan macam-macam, bahkan yang campur - campur seperti gado -gado dan tahu campur tersedia di sini. 

Harganya juga relatif terjangkau, dari soto 12 ribuan sampai tahu petis 5 ribuan. 

Selesai makan siang, sepertinya kami harus pulang. Sedikit capek dan melihat cuaca mendung, langkah terbaik adalah pulang. Ada jemuran yang menunggu diangkat. Sebenarnya, di Madiun Selatan masih banyak wisata menarik murah meriah. Ada Pasar papringan Kali kerto, Taman Wisata Poyo, Taman Wisata Ngumbul yang sedang mempersiapkan pertunjukan reog, taman batik balerejo, taman sambung tuwuh, wisata lapangan Mberan, dan masih banyak lagi. Semoga suatu saat sempat mengunjungi dan membuat ulasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun