Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mood Booster Wisata Lokal Madiun untuk Mengatasi Hantaman Varian Omicron

1 Februari 2022   15:40 Diperbarui: 1 Februari 2022   18:18 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)

Beberapa gazebo sudah bisa digunakan untuk bercengkrama melepas lelah bersama keluarga. Di sekitar gazebo terdapat taman bunga yang indah dengan bunga-bunga yang mulai mekar. Air mancur yang airnya terus mengalir juga memberikan aura kesejukan yang ramah. 

Di sekeliling lapangan, terdapat lapak-lapak gerobak warna warni yang menjajakan bermacam kuliner. Pagi ini hanya beberapa pedagang yang menggelar dagangannya. Kabarnya di sore hari suasananya lebih ramai, dan banyak lapak yang buka. 

Sebenarnya, saya dan suami berniat mencari soto, tapi keberadaan lapak soto yang kutemukan dalam unggahan di sosmed itu susah dicari. Jadi kami memutuskan untuk menikmati siomay saja di pojok lapangan. 

Karena taman rekso wilis ini merupakan lapangan bola, atau lapangan desa, maka di sekeliling lapangan dibangun perlintasan untuk tempat berlari mengelilinginya. Ubin lebar bermotif papan catur terlihat menawan. Ada beberapa pengunjung yang asyik berlari-lari kecil, keliling lapangan. 

Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)
Perlintasan di sekeliling lapangan Rekso wilis, menjadi tempat pengunjung menemukan kuliner idamannya, sekaligus bisa dijadikan perlintasan lari. (Dokpri)
Siomay ku tinggal separuh. Ibu penjual menyajikan segelas teh tawar dan segelas jeruk panas untukku. 

"Kalau buka lapak di sini sistemnya kontrak atau sewa, Bu? 

Suamiku kembali mengajak Ibu penjual mengobrol. 

" Sewa, Pak. 

"Perbulan atau pertahun, Bu? "

"Perhari??? "

"Iya, Pak. Jadi kalau tidak jualan ya tidak bayar sewa. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun