Lanjut ke masjid agung untuk shalat bagi yang belum, sekalian membersihkan diri dan mandi. Maklumlah, bepergian di saat pandemi harus ekstra hati-hati.Â
Meski bau got yang tersumbat cukup mengganggu, tapi kami tetap menunaikan kebutuhan mandi untuk menyegarkan diri dan berganti baju yang sudah penuh ditempeli virus.Â
Berhenti sebentar di  griya Batik dan pusat oleh-oleh dengan harga terjangkau, bahkan bisa dikatakan murah.Â
Menuju lawang sewu disambut gerimis, tapi masih bisa ditoleransi tanpa perlu memakai payung. Hanya cukup berhati-hati karena banyak genangan air.Â
Lawang sewu adalah gedung kuno peninggalan Belanda dengan gaya eropa, besar, kokoh dengan banyak pintu yang nyaris sama.Â
Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM)
Selain menjadi tempat wisata sejarah, Gedung Lawang Sewu juga dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan, Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.Â
Sempat berputar-putar untuk mencari jalan ke luar, akhirnya ketemu tangga kebawah menuju pintu keluar. Kami harus bergegas karena bis tidak boleh parkir. Hanya diperbolehkan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.Â
Obyek wisata selanjutnya adalah Kuil Sam poo Kong. Kuil atau Klenteng Sam poo kong ini dibangun untuk mengingat perjalanan Laksmana Cheng Ho.Â