Pertama Pak Sunardi membuka sarang lebah dan dan memaksa lebah masuk ke sarangnya dengan mengasapinya memakai kertas koran yang dibakar dan mwngarahkan asapnya pada lebah-lebah yang berkeliaran. Anak-anak dilatih untuk memegang sarang yang dipenuhi lebah, asal tidak diganggu dan diusik lebah-lebah itu tidak berbahaya. Bu Atik menemukan ratu lebah yang mempunyai ukuran lebih besar dan panjang dibanding lebah-lebah pekerja lainnya. Kemudian juga diajarkan memisahkan madu dari lebah dan sarangnya dengan alat khusus yang disediakan.
Selanjutnya anak-anak dipersilahkan memberi makan kambing dan diperbolehkan mencicipi susu kambing etawa yang diperas langsung. Rasanya segar dan kambing banget. Prengus.
Acara diakhiri dengan mencicipi sesendok madu asli. Selanjutnya ibu-ibu dan anak-anak bisa membeli susu kambing beku seharga 10 ribu/plastik kira-kira 1 liter. Ada juga madu dalam botol dengan berbagai ukuran. Botol paling kecil kira-kira 200 ml seharga 45 ribu, 400 ml seharga 80 rb, dan botol sirup seharga 110 ribu, dll. Anak-anak juga mendapat sebotol susu sapi dengan berbagai perisa rasa.Tapi aku tidak kebagian, hehehe...
Saatnya pulang. Naik Odong-odong seperti dininabobokan dan dibelai lembutnya angin. Anak-anak diberi tugas untuk menuliskan pengalamannya dalam bentuk cerita. Ternyata Bu Atik juga penggiat literasi. Dengan menulis, anak-anak juga pasti akan membaca tulisannya sendiri. Piknik yang menarik, murah meriah dan unik. Juga mendidik dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H