Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Istri dan Ibu

Menulis harus fokus setajam sorot lensa📸 menulis bagiku meruncingkan ujung pena🖋menulis itu menebarkan kebaikan🧕🏻Menulis itu meningkatkan keimanan📖

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kehadiran Bank Tanah Semoga Bisa Memihak Masyarakat Rempang

26 Januari 2025   12:18 Diperbarui: 27 Januari 2025   13:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Kondisi Masyarakat Rempang Terkini. Sumber: Instagram WALHI Riau

Mereka terus mengupayakan segala tenaga bagaimanapun itu adalah tanah adat yang mereka jaga kelestariannya. Jika seandainya sehari-hari mereka melaut dan mereka pindah apa yang terjadi? Mereka akan mencari kebutuhan hidup yang seperti apa? Pembangunan berskala besar dengan trend di atas lahan mereka apakah sebanding dengan soft skill hidup mereka selama ini?

Maklum saya banyak tanya karena saya cuma ibu-ibu yang jika nasibnya terkatung-katung seperti mereka akan sama gusarnya.

Tanah yang mungkin sudah dirawat dari generasi ke generasi masak harus tercemari dengan limbah logam dan alat berat lain. Inikan justru tidak adil, apalagi hanya sekedar mendapat santunan yang mungkin tidak seberapa ya, tambah sengsara. Setiap hari WALHI selalu menghimbau alasan ekologis dalam pembangunan yang terus digenjot oleh pihak terkait, akhirnya saya berpikir untuk ikut menyumbang suara meski mungkin sangat sedikit sekali pengaruhnya.

Melalui forum ini saya berharap kita bersama menjadi satu meluaskan pemahaman tentang lingkungan. Sungguh sangat rugi jika kita tidak menjaga, bagaimana kedepan nasib generasi dan alam kita. Infrastuktur dan ketersediaan akan lahan boleh saja ikut serta tapi jangan merusak lingkungan kita. Bank tanah yang sudah menjadi lembaga khusus itu perlu benar-benar berpihak kepada masyarakat. Menjelaskan arti penting ekonomi yang adil, bisa bersikap secara tepat kepada masyarakat dan lingkungan.

Rempang mungkin salah satunya, dari beberapa masalah PSN ini banyak masyarakat adat menuntut. Saya bahkan malu kepada mereka yang senantiasa menjaga alam perkasa tempat tinggal kita. Harusnya mereka diberikan ruang dan tempat untuk bisa andil dalam bersinergi mewujudkan Reforma Agraria yang sejati. Merekalah yang mendulang alam dan memanfaatkannya sebaik mungkin yang dengannya mendapatkan kemurnian alam sesungguhnya.

Dari banyak kasus soal proyek-proyek pembangunan hasil akhir dari lahan adalah kerusakan alam. Sejauh ini harapan dibukanya bank tanah bisa menampakkan hasil dan mutu soal itu. Lahan yang tidak diolah bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan dijalankan penuh tanggung jawab. Keberadaan bank tanah harus memihak kepada masyarakat secara menyeluruh bukan hanya sekedar membela kepentingan dan mengabaiakan aspek ekologis.

Lahan yang terbengkalai dimanfaat untuk menunjang kelestarian alam, mungkin sangat diperlukan saat ini disituasi bencana iklim yang kian hari cukup menyengat sepanjang tahun lalu.

Karenanya, lembaga yang menaungi lahan bernama bank tanah kami sebagai perwakilan ibu-ibu menghimbau untuk turut serta membantu dan bersinergi menyelamatkan ruang hidup serta merawatnya menuju kehidupan yang lebih hijau dan asri. Karena dampak pembangunan PSN menurut informasi yang saya himpun dari WALHI menunjukkan bahwa regulasi ini tidak melindungi lingkungan hidup dan berpotensi merugikan masyarakat luas.

Yohana Tiko, selaku Direktur Eksekutif WALHI  Kalimantan Timur mengatakan, PSN mampu memicu konflik di masyarakat karena berpotensi mengambil wilayah kelola rakyat dan mengancam lingkungan hidup. Beberapa PSN di Kalimantan Timur antara lain jalan tol, bendungan, gasifikasi batubara dan kilang minyak di Bontang.

Sangat besar harapan ini menunggu bagaimana peran bank tanah memihak kepada masyarakat melindungi kesejahteraan lingkungannya dan ekonominya. Semoga terealisasi dan benar adanya bukan meluaskan kepentingan oligarki lalu hilang meninggalkan bencana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun