Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Istri dan Ibu

Menulis harus fokus setajam sorot lensa📸 menulis bagiku meruncingkan ujung pena🖋menulis itu menebarkan kebaikan🧕🏻Menulis itu meningkatkan keimanan📖

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kehadiran Bank Tanah Semoga Bisa Memihak Masyarakat Rempang

26 Januari 2025   12:18 Diperbarui: 26 Januari 2025   12:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Kondisi Masyarakat Rempang Terkini. Sumber : Instagram WALHI Riau

Kehadiran Bank Tanah Semoga Bisa Mewujudkan Keadilan dan Kesejahteraan bagi Masyarakat Rempang

Masyarakat Rempang hari ini masih bergulat dan terus mempertahankan tanahnya. Tanah adat yang mereka jaga selama mereka tinggal seolah diambil paksa oleh Badan Pengusaha (BP) Batam untuk pembangunan Rempang Eco-City sebagai salah satu Proyek Strategi Nasional (PSN).

Perdebataan antara masyarakat adat dan penguasa yang terjadi belum menemui titik keadilan.  Terutama bagi persoalan lingkungan yang kita tahu akan banyak dampak kerusakan yang tertinggal jika mengabaikannya. Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Riau masih terus mengkampanyekan bahaya ekologis kondisi Rempang sampai saat ini jika proyek tersebut tetap dilanjutkan. Pertanyaannya apakah kehadiran Bank Tanah menghadirkan solusi kesejahteraan ekonomi tapi tetap memberikan upaya serius terkait pentingnya kelestarian lingkungan?

Kehadiran bank tanah di latar belakangi dengan adanya Pasal 125-135 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau dikenal dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Terdapat studi yang menjelaskan terkait dengan fenomena pertambahan jumlah penduduk, lahan pangan dan berbagai rencana pembangunan sektoral seperti untuk Reforma Agraria dan kawasan industri.

Tangkapan Layar Masyarakat Rempang. Sumber: Instagram WALHI Riau
Tangkapan Layar Masyarakat Rempang. Sumber: Instagram WALHI Riau


Namun, alasan itu menjadi tanda tanya lebih besar lagi jika infrastuktur yang dibangun akan membutuhkan perawatannya dan biaya yang lebih banyak. Bank Tanah tentu harus bisa mengatasi tantangan ini sebagaimana tujuan awalnya sebagai poros ekonomi berkeadilan. Menurut Arnowo (2022) telah terjadi peningkatan harga tanah yang tidak terkendali dan berdampak kepada ekonomi biaya tinggi. Alasan itu menjadi penghambatan pembangunan nasional, pertumbuhan ekonomi dan penyerapan lapangan kerja.

Sehingga permintaan akan lahan luas begitu besar, ditinjau dari kepentingannya Tenrisau (2020) mengungkapkan bank tanah sebagai Proyek Strategi Nasional (PSN) seperti infrastuktur, energi dan program pembangunan lainnya. Juga sebagai pembangunan kota baru dan pembangunan 1 juta rumah serta penyediaan tanah untuk memfasilitasi investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Jujur saya sebagai ibu rumah tangga biasa masih belum paham sepenuhnya terkait gembar-gembor pertumbuhan ekonomi yang terus dijadikan alasan dalam mengurusi persoalan lahan.

Namun, ketika melihat aspek lingkungan dan juga jerit tangis masalah masyarakat Rempang seakan mereka tidak menuai keadilan dan upaya sungguh-sungguh untuk mereka.

Apalagi berita yang sempat viral, mereka didatangi aparat saat melakukan aktivitas sehari-hari. Kebetulan Rempang masih satu provinsi di tempat saya tinggal dan sempat tersiar kabar terbentuknya aliansi masyarakat adat untuk bersatu melawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun